Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Tantangan dan Peluang Implementasi Deep Learning dalam Pendidikan

Diperbarui: 22 Januari 2025   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gurusiana, tersedia di https://www.gurusiana.id/read/yudiapertiwi/article/tantangan-dan-peluang-teknologi-pendidikan-di-abad-ke-21-melalui-deep-learning

Tantangan dan Peluang Implementasi Deep Learning dalam Pendidikan

Oleh: A. Rusdiana

Di era Society 5.0, pendidikan bertransformasi menuju sistem yang memanfaatkan teknologi canggih untuk menciptakan pembelajaran yang adaptif dan berbasis data. Teknologi deep learning menjadi salah satu inovasi yang berpotensi mengubah lanskap pendidikan Indonesia. Namun, penerapannya menghadapi tantangan signifikan, seperti keterbatasan infrastruktur, kesenjangan teknologi, dan kurangnya pelatihan untuk guru. Teori pembelajaran kolaboratif menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan manusia dalam menghadapi tantangan pendidikan. GAP saat ini menunjukkan bahwa banyak institusi pendidikan di Indonesia masih tertinggal dalam hal adopsi teknologi canggih, sehingga penting untuk memahami tantangan dan peluang ini demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Tulisan ini bertujuan memberikan wawasan kepada pemangku kepentingan pendidikan untuk mengidentifikasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam penerapan teknologi deep learning. Berikut lima elemen penting untuk mengidentifikasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam penerapan teknologi deep learning:

Pertama: Tantangan Infrastruktur Teknologi; Keterbatasan infrastruktur teknologi menjadi salah satu penghambat utama: 1) Akses Terbatas: Banyak sekolah di daerah terpencil tidak memiliki akses internet yang memadai; 2) ,Kendala Peralatan: Tidak semua guru dan siswa memiliki perangkat yang mendukung teknologi deep learning; 3) Solusi: Investasi pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur teknologi.

Kedua: Kesenjangan Literasi Teknologi Guru; Kurangnya pelatihan membuat guru sulit mengimplementasikan teknologi ini; 1) Literasi Digital Rendah: Banyak guru muda belum memahami bagaimana menggunakan teknologi deep learning; 3) Pelatihan Terbatas: Program pelatihan masih bersifat sporadis dan belum merata; 4) Solusi: Pengadaan pelatihan intensif dan kurikulum teknologi yang inklusif untuk guru.

Ketiga: Tantangan Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan; Kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan swasta belum maksimal: 1) Fragmentasi Program: Kurangnya koordinasi antar pihak menyebabkan inisiatif tidak berjalan optimal; 2) Kebutuhan Sinergi: Program pelatihan dan infrastruktur perlu dikelola secara terintegrasi; 3), Solusi: Pembentukan forum kolaborasi nasional untuk pendidikan berbasis teknologi.

Keempat: Peluang untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Teknologi deep learning dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara signifikan;1) Personalisasi Pembelajaran: Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa; 2) Peningkatan Efisiensi: Guru dapat menghemat waktu dengan analisis data otomatis; 3) Dampak: Pendidikan menjadi lebih relevan dan inklusif.

Kelima: Membangun Ekosistem Digital yang Berkelanjutan: 1) Penerapan deep learning membuka peluang membangun ekosistem digital; 2) Kemitraan: Kolaborasi dengan sektor teknologi dapat mempercepat transformasi pendidikan; 3) Inovasi Berkelanjutan: Mendorong pengembangan teknologi baru dalam pendidikan; 4) Dampak Jangka Panjang: Meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.

Penerapan teknologi deep learning dalam pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur dan literasi teknologi guru. Namun, peluang besar seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan ekosistem digital dapat menjadi pendorong utama menuju pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif. Hal ini akan berimplikasi kepada para pemangku kepentingan pendidikan: 1) Kepala/Pimpinan Sekolah: Dorong adopsi teknologi dengan memanfaatkan kolaborasi pemerintah dan swasta; 2) Guru Muda: Tingkatkan literasi teknologi melalui pelatihan dan pengembangan diri; 3) Pemangku Kepentingan: Bangun ekosistem digital yang mendukung pembelajaran adaptif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline