Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Mengitegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran: transformasi Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 19 Januari 2025   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: FTK-Almaata, Tersedia di https://fitk.almaata.ac.id/2024/12/04/integrasi-teknologi-dalam-pembelajaran-menjembatani-dunia-digital-dan-pendidikan

Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran: Transformasi Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Era Society 5.0 mengharuskan dunia pendidikan mengadopsi teknologi untuk menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global. Fenomena ini terlihat dari semakin pentingnya literasi digital sebagai salah satu kompetensi abad ke-21. Teknologi seperti Learning Management Systems (LMS), Artificial Intelligence (AI), dan augmented reality (AR) menawarkan cara baru untuk mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan siswa.

Namun, kesenjangan dalam adopsi teknologi masih menjadi tantangan. Banyak guru muda dan tenaga pendidikan lainnya belum memperoleh pelatihan memadai dalam penggunaan teknologi. Hal ini menciptakan kesenjangan antara potensi teknologi dan penerapannya dalam pembelajaran sehari-hari.

Tulisan ini penting untuk memberikan panduan bagi para pemangku kepentingan pendidikan, khususnya kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya, untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan unggul dapat terwujud, memperkuat fondasi SDM Indonesia untuk menyongsong 2045 sebagai Indonesia Emas. Berukut lima strategi dalam Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran:

Pertama: Meningkatkan Kompetensi Digital Guru Muda; Pemanfaatan teknologi memerlukan guru yang melek digital. Kepala sekolah dapat menginisiasi pelatihan yang berfokus pada penggunaan platform seperti LMS dan aplikasi berbasis AI. Misalnya, pelatihan Google Classroom atau Moodle untuk mengelola pembelajaran jarak jauh. Guru muda juga perlu diajarkan bagaimana memanfaatkan data dari platform ini untuk memahami kemajuan belajar siswa secara individual.

Kedua: Memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk Pembelajaran Personal; AI dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal. Contohnya, aplikasi seperti Grammarly atau Duolingo yang memanfaatkan AI untuk memberikan umpan balik real-time kepada siswa. Kepala sekolah dan guru dapat bekerja sama dengan penyedia teknologi ini untuk memanfaatkan fitur-fitur yang relevan dengan kurikulum.

Ketiga: Pembelajaran Berbasis Augmented Reality (AR); Teknologi AR menawarkan pengalaman belajar yang interaktif. Guru dapat menggunakan AR untuk memperkenalkan materi yang sulit dengan cara yang menarik, seperti simulasi sains atau sejarah. Implementasi teknologi ini memerlukan dukungan infrastruktur dan pelatihan, sehingga kepala sekolah perlu berperan dalam mengalokasikan sumber daya secara tepat.

Keempat: Kolaborasi dengan Tenaga Kependidikan dalam Pengelolaan Teknologi; Tenaga kependidikan (tendik) juga memiliki peran penting dalam pengelolaan teknologi di sekolah. Mereka dapat membantu memastikan infrastruktur teknologi berjalan dengan baik. Kepala sekolah dapat memberikan pelatihan khusus kepada tendik tentang pemeliharaan perangkat keras, manajemen jaringan, dan dukungan teknis untuk mendukung kelancaran integrasi teknologi.

Kelima: Membangun Ekosistem Digital di Sekolah; Sekolah perlu menciptakan ekosistem digital yang mendukung integrasi teknologi dalam pembelajaran. Hal ini melibatkan penyediaan perangkat keras seperti komputer dan tablet, akses internet yang stabil, dan perangkat lunak edukasi. Kepala sekolah bersama pemangku kepentingan lainnya harus berkolaborasi dengan pemerintah atau sektor swasta untuk mendanai inisiatif ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline