Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Pusat Inovasi Pembelajaran untuk Membagun Pendidikan Unggul di Era 5.0: Sebuah Refleksi dari Inspirasi dari Peran Guru Besarklsi

Diperbarui: 17 Januari 2025   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gramedia, tersedia di https://www.gramedia.com/literasi/inovasi-pendidikan (dimodifikasi)

Pusat Inovasi Pembelajaran untuk Membangun Pendidikan Unggul di Era 5.0: Inpirasi dari Peran Guru Besar 

Oleh: A. Rusdiana

Dalam era Society 5.0, perkembangan teknologi telah mengubah wajah dunia, termasuk dalam pendidikan. Guru besar, sebagai puncak akademik dalam dunia pendidikan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi agen perubahan. Namun, inovasi pembelajaran sering kali masih terjebak dalam metode konvensional. Ketimpangan antara kemampuan teknologi yang tersedia dan implementasi dalam pembelajaran menjadi celah besar (GAP) yang harus diatasi. Oleh karena itu, tulisan ini menyoroti pentingnya peran guru besar sebagai pusat inovasi pembelajaran dalam membangun pendidikan unggul guna menghadapi tantangan era 5.0 menuju Indonesia Emas 2045. Berikut pentingnya peran guru besar sebagai pusat inovasi pembelajaran:

Pertama: Pemanfaatan Teknologi AI dan Big Data dalam Personal Learning; Guru besar dapat merancang sistem pembelajaran berbasis AI dan big data untuk memahami kebutuhan belajar setiap individu. Dengan teknologi ini, proses belajar dapat lebih personal, memungkinkan siswa berkembang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Contohnya adalah platform e-learning adaptif yang memberikan rekomendasi materi sesuai kemampuan siswa.

Kedua: Pengembangan Kurikulum Inovatif dan Fleksibel; Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan tantangan global. Guru besar perlu memimpin proses reformasi kurikulum yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan literasi digital. Kurikulum fleksibel ini dapat mendorong kreativitas siswa sekaligus menjawab kebutuhan dunia kerja.

Ketiga: Peningkatan Kompetensi Guru Muda melalui Mentorship; Guru besar memiliki peran penting dalam membimbing guru muda untuk menjadi agen perubahan. Melalui program mentorship, guru muda dapat memperoleh keterampilan pedagogis mutakhir, termasuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini akan menciptakan ekosistem pendidikan yang inovatif dan berkelanjutan.

Keempat: Membangun Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan; Inovasi tidak dapat terjadi tanpa kolaborasi. Guru besar perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah, sektor swasta, dan komunitas pendidikan untuk mendukung program-program pembelajaran. Contohnya adalah kerja sama dengan industri untuk memberikan pengalaman kerja nyata kepada siswa, atau kolaborasi dengan platform edtech untuk meningkatkan akses pendidikan.

Kelima: Menyemai Budaya Riset dan Inovasi di Lembaga Pendidikan; Sebagai pusat riset, guru besar harus mendorong budaya inovasi di institusi pendidikan. Meningkatkan jumlah penelitian yang relevan dengan kebutuhan pendidikan di era digital, seperti pengembangan aplikasi pembelajaran atau teknologi augmented reality, dapat memberikan dampak besar bagi kualitas pendidikan.

Guru besar memiliki peran strategis sebagai penggerak inovasi pembelajaran dalam membangun pendidikan unggul di era 5.0. Dengan memanfaatkan teknologi, mengembangkan kurikulum yang relevan, meningkatkan kompetensi guru muda, memperkuat kolaborasi, dan menyemai budaya riset, mereka dapat mempersiapkan generasi Indonesia untuk bersaing di tingkat global. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Para Kepala sekolah/pimpinan lembaga: Berikan ruang bagi guru besar untuk berinovasi, seperti mendukung riset dan pelatihan bagi guru muda; 2) Guru/dosen: Tingkatkan keterampilan digital dan keterbukaan terhadap metode pembelajaran baru; 3) Tenaga kependidikan: Integrasikan teknologi ke dalam proses administrasi untuk mendukung pembelajaran yang efektif.

Dengan sinergi semua pihak, pendidikan unggul yang mempersiapkan Indonesia Emas 2045 dapat terwujud. Waalahu A'lam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline