Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Menhubungkan Pendidikan dengan Kebutuhan Masyarakat: Strategi Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 16 Januari 2025   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kersagalih. tersedia di.https://kersagalih.desa.id/peran-pendidikan-dalam-meningkatkan-kesadaran-kesehatan-masyarakat-desa

Menghubungkan Pendidikan dengan Kebutuhan Masyarakat: Strategi Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Pendidikan di era 5.0 dihadapkan pada tuntutan untuk relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya bertujuan mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga individu yang mampu memecahkan masalah nyata di lapangan. Namun, masih terdapat GAP antara pendidikan formal dan kebutuhan masyarakat. Banyak lulusan yang menghadapi tantangan ketidaksesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan kebutuhan dunia kerja atau tantangan sosial yang ada. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pendekatan pendidikan berbasis kebutuhan masyarakat, di mana guru, dosen, dan tenaga kependidikan memainkan peran kunci melalui inovasi metode pembelajaran dan karya tulis yang relevan. Artikel ini membahas strategi untuk menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat guna menciptakan pendidikan unggul yang berkontribusi pada pembangunan Indonesia Emas 2045. Berikut lima strategi untuk menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat:

Pertama: Pendidikan Berbasis Masalah Nyata (Problem-Based Learning); Pendidikan harus mengintegrasikan tantangan masyarakat ke dalam kurikulum. Metode pembelajaran berbasis masalah nyata, seperti proyek sosial atau simulasi bisnis, memberikan siswa pengalaman langsung untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang relevan. Guru dapat berkolaborasi dengan komunitas untuk mengidentifikasi isu-isu lokal yang dapat dijadikan bahan pembelajaran.

Kedua: Penguatan Pendidikan Berbasis Teknologi; Teknologi memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Guru dan dosen dapat menulis karya ilmiah atau panduan praktik terbaik tentang penerapan teknologi pendidikan. Misalnya, pembelajaran digital dapat membantu mengatasi kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil sekaligus memperkenalkan siswa pada keterampilan teknologi masa depan.

Keiga: Kemitraan Antara Sekolah dan Dunia Kerja; Kemitraan antara institusi pendidikan dan sektor industri adalah kunci untuk memastikan relevansi pendidikan. Program magang, pelatihan kerja, dan kunjungan industri dapat memberikan siswa wawasan langsung tentang kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Guru dan kepala sekolah dapat menginisiasi kerjasama ini sebagai bagian dari strategi pendidikan berbasis kebutuhan.

Keempat: Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Penelitian Terapan; Guru yang terlibat dalam penelitian terapan mampu menghasilkan solusi untuk kebutuhan masyarakat sekaligus memperkaya materi pembelajaran. Misalnya, penelitian tentang metode pembelajaran untuk komunitas agraris atau digitalisasi UMKM dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Kelima: Pemberdayaan Komunitas Melalui Edukasi; Pendidikan tidak hanya terbatas di ruang kelas tetapi juga harus menjangkau masyarakat luas. Guru dan dosen dapat menyelenggarakan pelatihan, seminar, atau lokakarya untuk memberdayakan masyarakat, misalnya dalam literasi keuangan, penggunaan teknologi, atau keterampilan kewirausahaan. Hal ini menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara pendidikan dan masyarakat.

Menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya relevan tetapi juga menjadi solusi bagi tantangan nyata. Dengan mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis masalah, teknologi, kemitraan, dan pemberdayaan masyarakat, pendidikan dapat memainkan peran vital dalam menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan era 5.0. Dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Para Kepala Sekolah/Pimpinan: Dorong program kemitraan dengan industri dan komunitas untuk memperkuat relevansi kurikulum; 2) Bagi Guru/Dosen: Terlibatlah dalam penelitian terapan dan integrasikan hasilnya ke dalam pembelajaran; 3) Bagi Tenaga Kependidikan: Fasilitasi akses teknologi dan sumber daya pembelajaran berbasis kebutuhan masyarakat; 3) Bagi Pemerintah: Perkuat kebijakan pendidikan berbasis kebutuhan masyarakat melalui insentif bagi program berbasis komunitas.

Dengan strategi ini, pendidikan Indonesia dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial, mencetak generasi yang relevan, dan berkontribusi aktif dalam membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline