Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Pemberdayaan Talenta Muda untuk Berinovasi Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 14 Desember 2024   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: UINSGD.AC.ID (Humas),:  Banadung: Peserta Wisudawan/i tidak kurang -1.000 Wisudawan. tersedia di https://uinsgd.ac.id/live-i-sidang-senat-terbuka-wisuda-ke-101-uin-sunan-gunung-djati-bandung.

Pemberdayaan Talenta Muda untuk Berinovasi Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era digital dan transformasi masyarakat 5.0, kebutuhan akan inovasi yang relevan semakin mendesak. Indonesia, yang memiliki bonus demografi hingga 2045, memiliki peluang emas untuk mencetak generasi muda yang inovatif. Namun, data menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja muda masih memiliki keterampilan yang terbatas untuk bersaing di pasar global. Dalam konteks pendidikan, lulusan perguruan tinggi seringkali kurang memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang dibutuhkan untuk menghadapi kompleksitas dunia kerja modern. Menurut teori Human Capital Development, pengembangan keterampilan individu melalui pendidikan dan pelatihan adalah kunci peningkatan produktivitas dan inovasi. Namun, adanya kesenjangan (gap) antara kualitas pendidikan dengan kebutuhan industri menunjukkan bahwa pemberdayaan talenta muda untuk berinovasi harus menjadi prioritas. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan perspektif strategis dan solusi konkret agar wisudawan, termasuk lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dapat berkontribusi membangun Indonesia menuju era keemasan 2045. Berikut lima pilar  dari Pemberdayaan Talenta Muda untuk Berinovasi Menuju Indonesia Emas 2045:

Pertama: Membentuk Pola Pikir Kritis dan Kreatif; Talenta muda harus diberdayakan dengan pola pikir kritis dan kreatif. Hal ini bisa dicapai melalui penerapan kurikulum berbasis proyek (project-based learning) yang mendorong mahasiswa untuk menemukan solusi dari masalah nyata. Contohnya, mahasiswa dapat diajak membuat solusi teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi polusi di perkotaan. Pendekatan ini memungkinkan mereka mengasah kemampuan berpikir kritis sekaligus menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Kedua: Mendorong Kolaborasi Antardisiplin Ilmu; Dalam era masyarakat 5.0, inovasi tidak lagi hanya berasal dari satu disiplin ilmu. Kolaborasi lintas bidang, seperti antara ilmu agama, teknologi, dan ekonomi, membuka peluang untuk menciptakan solusi yang komprehensif. Misalnya, lulusan UIN Bandung dapat mengembangkan platform financial technology berbasis nilai-nilai syariah untuk mendukung inklusi keuangan di masyarakat. Melalui kolaborasi ini, talenta muda dapat menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan lokal sekaligus kompetitif di tingkat global.

Ketiga: Pemanfaatan Teknologi Digital; Teknologi digital merupakan alat utama dalam pemberdayaan inovasi. Talenta muda harus dilatih untuk memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan, analitik data besar (big data), dan Internet of Things (IoT). Dengan keahlian ini, lulusan dapat menciptakan solusi berbasis teknologi, seperti aplikasi edukasi yang memberdayakan siswa di daerah terpencil atau start-up ekonomi kreatif yang memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional.

Keempat: Pengembangan Ekosistem Inovasi; Inovasi tidak bisa tumbuh tanpa ekosistem yang mendukung. Pemerintah, akademisi, dan industri perlu bekerja sama untuk menyediakan fasilitas, pendanaan, dan jaringan pendukung bagi lulusan. Salah satu langkah konkret adalah mendirikan business incubators di kampus-kampus untuk membantu mahasiswa mengembangkan ide inovatif mereka menjadi produk yang siap dipasarkan.

Kelima: Membangun Ketahanan dan Semangat Kewirausahaan; Era digital membawa tantangan yang sering kali tidak terduga. Oleh karena itu, penting untuk membangun ketahanan mental dan semangat kewirausahaan di kalangan talenta muda. Pelatihan kewirausahaan berbasis pengalaman dapat membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk menghadapi kegagalan dan tetap berinovasi. Dengan semangat ini, lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja tetapi juga pencipta lapangan kerja.

Pemberdayaan talenta muda untuk berinovasi adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. Dengan pola pikir kritis dan kreatif, kolaborasi lintas disiplin, pemanfaatan teknologi digital, pengembangan ekosistem inovasi, serta ketahanan mental dan semangat kewirausahaan, lulusan perguruan tinggi, termasuk UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dapat berkontribusi signifikan dalam pembangunan bangsa.

Bagi para wisudawan, jadikanlah momentum kelulusan ini sebagai awal untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi bagi masyarakat. Kolaborasi dan aksi nyata adalah jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Pemerintah dan pihak universitas diharapkan terus mendukung pengembangan keterampilan inovatif ini melalui kebijakan yang progresif dan berkelanjutan. Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia sebagai pusat inovasi di era 5.0. Wallahu A'lam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline