Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Pendekatan Deep Learning untuk Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 13 Desember 2024   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: RRI., tersedia di https://www.rri.co.id/iptek/1129045/penerapan-deep-learning-dalam-pendidikan

Pendekatan Deep Learning untuk Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Memasuki era Society 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045, kebutuhan akan generasi muda yang kompeten semakin mendesak. Fenomena global menunjukkan bahwa keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi adalah kunci sukses individu dan bangsa. Namun, sistem pendidikan tradisional di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam membangun keterampilan ini, terutama pada tingkat pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran (deep learning). Teori pendidikan modern seperti teori konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran yang mendalam melibatkan siswa dalam proses berpikir tingkat tinggi, termasuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Sementara itu, laporan World Economic Forum 2018 mencatat bahwa hanya 50% siswa di negara berkembang memiliki akses ke pendidikan berbasis pemikiran kritis. Hal ini menunjukkan adanya GAP yang signifikan antara potensi dan praktik aktual.

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pendekatan deep learning dapat menjadi solusi strategis dalam mencetak talenta muda sebagai calon manajer pendidikan yang berdaya saing global, guna menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut lima Pilar Pendekatan Deep Learning untuk Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045:

Pertama: Mengintegrasikan Deep Learning dalam Kurikulum Pendidikan; Deep learning harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan nasional. Dengan merancang kurikulum yang berorientasi pada pemahaman mendalam, siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep kunci, bukan sekadar menghafal fakta. Misalnya, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) memungkinkan siswa memecahkan masalah nyata sambil memahami konsep dasar di baliknya.

Kedua:  Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Analitis; Pendekatan deep learning mendorong siswa untuk berpikir kritis melalui studi kasus, diskusi mendalam, dan analisis masalah. Keterampilan ini penting untuk menghadapi tantangan era Society 5.0, di mana otomatisasi dan kecerdasan buatan membutuhkan manusia dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.

Ketiga: Kolaborasi dalam Proses Pembelajaran; Deep learning mengutamakan kolaborasi, baik antara siswa maupun antara siswa dan guru. Melalui kerja tim, siswa belajar untuk berbagi ide, menghargai sudut pandang yang berbeda, dan menemukan solusi bersama. Kolaborasi semacam ini menyiapkan mereka untuk bekerja dalam tim lintas disiplin di dunia profesional.

Keempat: Menerapkan Pembelajaran Berbasis Konteks Nyata; Deep learning menekankan pada penerapan konsep dalam situasi nyata, membantu siswa memahami relevansi pembelajaran mereka. Sebagai contoh, penggunaan simulasi bisnis dalam mata pelajaran ekonomi atau eksperimen berbasis lingkungan dalam sains dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

Kelima: Membangun Generasi Pembelajar Seumur Hidup; Pendekatan deep learning menciptakan pola pikir pembelajar seumur hidup. Generasi muda yang terlatih dengan metode ini akan lebih adaptif terhadap perubahan, terbuka terhadap ide baru, dan memiliki kemampuan untuk terus belajar di tengah dinamika global.

Pendekatan deep learning adalah kunci untuk mencetak generasi muda Indonesia yang unggul dalam berpikir kritis, kolaborasi, dan inovasi. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini dalam kurikulum, meningkatkan keterampilan analitis, dan menciptakan pembelajaran berbasis konteks nyata, Indonesia dapat menyiapkan talenta muda yang mampu menghadapi tantangan era Society 5.0 dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Untuk hal itu, diperlukan upaya-upaya strategis, diantaranya: 1) Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memperbarui kurikulum dengan pendekatan deep learning sebagai fondasi; 2) Pelatihan intensif bagi guru untuk menguasai metode pembelajaran berbasis deep learning; 3) Mendorong kemitraan antara sekolah dan dunia industri untuk menciptakan pembelajaran berbasis konteks nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline