Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Strategi Literasi: Mengembangkan Modul Ajar Berbasis Literasi untuk Mengahadi PAS

Diperbarui: 2 Desember 2024   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok. Kiriman Rapat Guru MTs MA Pameuntasan: Materi Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS)/UAS Ganjil 2024/2025 (04 Nopember 2024)

Strategi Literasi: Mengembangkan Modul Ajar Berbasis Literasi untuk Menghadapi PAS

Oleh: A. Rusdiana

Kemampuan literasi menjadi kunci keberhasilan siswa dalam menghadapi Penilaian Akhir Semester (PAS). Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga memahami, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari berbagai jenis teks. Namun, hasil survei PISA menunjukkan literasi siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata global. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya materi ajar yang relevan dan terstruktur untuk melatih kemampuan literasi siswa. Pengembangan modul ajar berbasis literasi menawarkan solusi strategis. Modul ini memungkinkan guru untuk menyediakan materi ajar yang sistematis, relevan, dan berfokus pada penguatan literasi siswa. Dengan dukungan pidato Presiden yang menyoroti peningkatan kesejahteraan guru, pengembangan modul ini menjadi semakin relevan untuk membantu siswa menghadapi tantangan era 5.0 dan mendukung Indonesia Emas 2045. Tulisan ini akan mengelaborasi strategi teknis dalam mengembangkan modul ajar berbasis literasi. Berikut elaborasi 5 strategi teknis dalam mengembangkan modul ajar berbasis literasi.

Pertama: Analisis Kurikulum dan Soal PAS Sebelumnya; Langkah pertama dalam pengembangan modul ajar berbasis literasi adalah menganalisis kurikulum dan soal-soal PAS dari tahun-tahun sebelumnya. Guru perlu memahami kompetensi inti dan dasar yang diharapkan, serta pola soal yang sering muncul. Analisis ini membantu dalam menyusun modul yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Kedua: Merancang Modul dengan Beragam Jenis Teks; Modul ajar harus mencakup berbagai jenis teks, seperti teks naratif, deskriptif, eksposisi, dan argumentasi. Keragaman ini melatih siswa memahami berbagai struktur dan gaya penulisan. Guru juga dapat menyisipkan teks-tema kontekstual, seperti isu sosial, teknologi, dan inovasi, yang relevan dengan tantangan era 5.0.

Ketiga: Menyusun Latihan Berjenjang; Modul harus dirancang dengan latihan berjenjang, dimulai dari soal sederhana hingga kompleks. Latihan awal dapat fokus pada pemahaman dasar teks, seperti menemukan ide pokok dan detail pendukung. Latihan berikutnya bisa melibatkan analisis mendalam, seperti membandingkan ide dari beberapa teks atau menarik kesimpulan.

Keempat: Menyisipkan Aktivitas Interaktif; Modul ajar berbasis literasi sebaiknya tidak hanya berisi latihan soal tetapi juga aktivitas interaktif. Misalnya, siswa diminta membuat peta konsep dari teks yang dibaca, melakukan diskusi kelompok, atau menyusun teks berdasarkan topik tertentu. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat literasi tetapi juga meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir kritis.

Kelima: Memberikan Umpan Balik dan Evaluasi; Modul ajar harus menyertakan ruang untuk umpan balik. Guru dapat menyediakan kunci jawaban beserta penjelasan rinci untuk setiap soal. Selain itu, guru perlu memberikan evaluasi berkala kepada siswa untuk mengukur kemajuan mereka. Evaluasi ini juga membantu guru memperbaiki modul ajar agar lebih efektif.

Upaya, mengembangkan modul ajar berbasis literasi adalah langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, mempersiapkan mereka menghadapi PAS, dan mendukung pengembangan talenta muda. Modul ini memungkinkan siswa belajar secara terstruktur, memahami beragam jenis teks, dan melatih kemampuan analitis. Hal itu berimplikasi pada: 1) Peningkatan kesejahteraan guru, seperti yang disampaikan dalam pidato Presiden, membuka peluang bagi guru untuk lebih fokus dalam mengembangkan modul ajar yang berkualitas; 2) Modul berbasis literasi ini memberikan kontribusi pada kesiapan generasi muda menghadapi tantangan era 5.0 dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Untuk memastikan efektifitas dalam mengembangkan modul ajar berbasis literasi, diperlukan upaya-upaya strategis: 1) Guru perlu dilatih untuk mengembangkan modul ajar berbasis literasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum; 2) Pemerintah dan sekolah perlu mendukung pengadaan sumber daya, seperti materi bacaan berkualitas, untuk mendukung pengembangan modul; 4) Modul yang sudah dikembangkan dapat dibagikan secara luas melalui platform digital untuk menjangkau lebih banyak siswa di berbagai wilayah.

Dengan pengembangan modul ajar berbasis literasi, siswa tidak hanya siap menghadapi PAS tetapi juga memiliki kemampuan literasi yang solid untuk mendukung mereka menjadi talenta muda unggul di masa depan. Wallahu A'lam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline