Merawat Spirit Kepahlawanan "Trilogi Ukhuwah": Sebuah Refleksi Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2024
Oleh: A. Rusdiana
Generasi penerus kemerdekaan seperti kita saat ini harus meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan, seperti keteguhan dalam memegang prinsip, keberanian, dan kesabaran dalam mencapai tujuan.
Nilai-nilai ini perlu diterapkan oleh semua elemen bangsa untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing. Keteguhan dalam mempertahankan prinsip menjadi landasan menjaga kemerdekaan, sementara keberanian diperlukan untuk menghadapi ancaman yang mengganggu kedamaian bangsa.
Dengan kesabaran, kita bisa terus membangun bangsa dan mencapai tujuan melalui persatuan.
Persatuan (ukhuwah) menjadi hal yang penting sebagai komitmen bersama dalam mengisi kemerdekaan. M. Quraish Shihab dalam Wawasan al-Qur'an menjelaskan, bahwa ukhuwah yang biasa diartikan sebagai "persaudaraan" terambil dari akar kata yang pada mulanya "memperhatikan".
Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian seluruh pihak yang merasa bersaudara.
Dalam konteks ini, KH Ahmad Shiddiq, seorang ulama Indonesia, mengemukakan konsep "Trilogi Ukhuwah": ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia). Berikut ini adalah eksplorasi lebih lanjut mengenai ketiga bentuk ukhuwah tersebut.
Pertama: Persaudaraan Sesama Umat Islam; Ukhuwah Islamiyah menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas di antara umat Islam. Nilai ini mengingatkan kita untuk saling mendukung dan menjaga hubungan baik, baik dalam situasi damai maupun penuh tantangan.
Persaudaraan dalam Islam melibatkan kesediaan untuk membantu sesama dalam kebaikan dan ketakwaan, menjunjung tinggi keadilan, serta menghindari pertikaian yang memecah belah. Sebagai generasi penerus, ukhuwah Islamiyah memberi tuntunan untuk mengutamakan kepentingan bersama di atas ego dan kepentingan pribadi.