Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Mengembangkan Kemampuan membuat Keputusan Mandiri: Mengasah Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 28 Oktober 2024   02:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Risconsulting, tersedia di risconsulting.id/decision-making

Mengembangkan Kemampuan Membuat Keputusan Mandiri: Mengasah Kemandirian Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era yang terus berkembang, talenta muda Indonesia perlu memiliki kemampuan membuat keputusan secara mandiri untuk siap menghadapi dunia kerja dan tantangan global. Keputusan mandiri merupakan keterampilan yang esensial dalam mempersiapkan diri menghadapi kompleksitas dunia profesional. Menurut teori pengambilan keputusan, individu yang terlatih membuat keputusan sendiri akan memiliki kemampuan evaluasi yang lebih baik dalam menilai situasi dan memilih tindakan yang tepat. Hal ini melibatkan keterampilan analisis, berpikir kritis, dan keberanian dalam mempertimbangkan risiko serta peluang. Meski kemampuan membuat keputusan mandiri sangat dibutuhkan, banyak talenta muda yang masih mengandalkan bimbingan atau instruksi dari pihak lain dalam membuat pilihan. Mereka kurang terlatih untuk mengambil keputusan tanpa arahan, yang dapat menjadi penghambat dalam menjalani karir di masa depan. Tulisan ini penting karena membahas bagaimana kemampuan membuat keputusan mandiri dapat dikembangkan sebagai bagian dari self-management, yang akan membantu talenta muda Indonesia siap menghadapi tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045. Berikut adalah lima strategi untuk Mengembangkan Kemampuan Membuat Keputusan Mandiri: 

Pertama: Memahami Nilai-nilai dan Prinsip sebagai Dasar Pengambilan Keputusan; Untuk membuat keputusan yang tepat, talenta muda perlu memiliki nilai-nilai dan prinsip yang kuat sebagai dasar pemikiran. Dengan pemahaman ini, mereka dapat lebih mudah mengidentifikasi mana pilihan yang sejalan dengan tujuan pribadi maupun profesional mereka. Pendidikan tinggi dapat membantu mahasiswa menggali nilai-nilai dasar ini, sehingga keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan secara materi tetapi juga memberikan dampak positif bagi perkembangan karakter.

Kedua: Mengasah Kemampuan Analisis Situasi; Kemampuan membuat keputusan mandiri bergantung pada keahlian dalam menganalisis situasi secara objektif. Dengan memiliki keterampilan analisis, mahasiswa dapat melihat berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari keputusan yang diambil. Melalui latihan studi kasus atau simulasi, mereka dapat terlatih mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam suatu masalah, yang kemudian membantu mereka mengambil keputusan yang lebih bijaksana.

Ketiga: Berani Mengambil Risiko Secara Bertanggung Jawab; Keputusan mandiri sering kali melibatkan risiko. Talenta muda perlu didorong untuk berani mengambil risiko secara bertanggung jawab, yang berarti memiliki kesiapan untuk menanggung konsekuensi dari keputusan yang diambil. Risiko adalah bagian dari proses belajar, dan dengan melatih mahasiswa untuk menghadapi risiko dengan hati-hati, mereka akan tumbuh menjadi individu yang lebih kuat dan percaya diri di masa depan.

Keempat:  Melatih Intuisi dan Kepekaan dalam Mempertimbangkan Alternatif; Membuat keputusan mandiri bukan hanya soal analisis logis tetapi juga memerlukan kepekaan dan intuisi. Talenta muda perlu belajar memadukan intuisi dengan data objektif untuk membuat keputusan yang lebih holistik. Dengan latihan yang cukup, mahasiswa akan memiliki kepekaan dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dan mengidentifikasi mana yang paling sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Kelima:  Melakukan Refleksi dan Evaluasi atas Keputusan yang Diambil; Refleksi dan evaluasi adalah bagian tak terpisahkan dari proses pengambilan keputusan. Dengan melakukan refleksi setelah setiap keputusan penting, mahasiswa dapat belajar dari keberhasilan maupun kesalahan. Evaluasi ini juga membantu mereka memperbaiki pendekatan di masa depan dan membangun keyakinan diri dalam mengambil keputusan mandiri. Proses refleksi mengajarkan mereka bahwa setiap keputusan memiliki pembelajaran yang berharga, baik itu berhasil maupun gagal.

Kemampuan membuat keputusan mandiri adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki talenta muda Indonesia. Dengan memahami nilai-nilai dasar, mengasah analisis situasi, berani menghadapi risiko, melatih intuisi, dan melakukan refleksi, mereka akan memiliki self-management yang tangguh dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Rekomendasi untuk lembaga pendidikan adalah memperbanyak pelatihan simulasi dan studi kasus dalam kurikulum untuk memperkuat kemampuan ini, sehingga para mahasiswa tidak hanya siap menghadapi dunia kerja, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi bangsa. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline