Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Memperkuat Kolaborasi Talenta Muda melalui Pengembangan Sistem Penilaian Kolaboratif

Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: YouTube REFO Indonesia, tersedia di https://www.youtube.com/watch?v=esasL0KsxFg 

Memperkuat Kolaborasi Talenta Muda melalui Pengembangan Sistem Penilaian Kolaboratif

Oleh: A. Rusdiana

Bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai negara maju pada tahun 2045, yang dikenal sebagai Indonesia Emas. 

Dalam menghadapi peluang ini, institusi pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak talenta muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu berkolaborasi secara efektif. Sayangnya, evaluasi kinerja mahasiswa dalam sistem pendidikan saat ini masih sering berfokus pada penilaian individu, bukan kolaborasi tim. Inilah celah yang perlu diperbaiki. 

Teori kolaborasi menyatakan bahwa bekerja dalam tim memungkinkan berbagai perspektif untuk bersinergi, menciptakan solusi yang lebih inovatif dan efektif. Namun, tanpa sistem penilaian yang baik, kemampuan berkolaborasi sulit diukur dan dikembangkan secara optimal. Maka, penting untuk mengembangkan sistem penilaian kolaboratif berbasis teknologi yang lebih transparan dan komprehensif. 

Tulisan ini membahas pentingnya integrasi platform digital untuk penilaian kolaboratif dalam mendukung pengembangan talenta muda, khususnya melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Berikut lima langkah operasional teknis yang dapat Mengembangkan Sistem Penilaian Kolaboratif:

Pertama: Penggunaan Teknologi untuk Transparansi Penilaian; Platform digital dapat memberikan transparansi dalam proses penilaian kolaboratif dengan mencatat kontribusi setiap anggota tim secara real-time. 

Sistem ini memungkinkan dosen dan mentor MBKM untuk melihat dan mengevaluasi secara lebih akurat sejauh mana mahasiswa berpartisipasi dalam proyek tim. Teknologi ini juga memungkinkan mahasiswa memberikan penilaian terhadap rekan satu tim mereka, menciptakan evaluasi yang lebih menyeluruh.

Kedua: Pengukuran Soft Skills Melalui Evaluasi Kolaboratif; Salah satu kekurangan sistem penilaian tradisional adalah sulitnya mengukur soft skills seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama. Dengan sistem penilaian kolaboratif, soft skills dapat dinilai berdasarkan kontribusi nyata dalam proyek tim. 

Sebagai contoh, mahasiswa yang sering mengambil inisiatif, membantu menyelesaikan konflik, atau menjadi penghubung antaranggota tim dapat dikenali dan diapresiasi melalui teknologi yang mendukung penilaian ini. Hal ini akan membuat mereka lebih siap menghadapi dunia kerja yang sangat menuntut keterampilan tersebut.

Ketiga: Mempersiapkan Talenta Muda untuk Era Industri 4.0; Dalam era Industri 4.0, kolaborasi tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga dalam ruang digital. Sistem penilaian kolaboratif yang berbasis platform digital akan membantu mahasiswa mempersiapkan diri untuk kolaborasi lintas negara, budaya, dan waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline