Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Pembelajaran Kolaboratif Antarbudaya untuk Membangun Pemahaman Keragaman

Diperbarui: 8 Oktober 2024   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Fkip.Umsu. Tersedia di https://fkip.umsu.ac.id/

Pembelajaran Kolaboratif Antarbudaya untuk Membangun Pemahaman Keragaman: Mengembangkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di tengah percepatan globalisasi dan perkembangan teknologi, dunia semakin terhubung secara digital. Kolaborasi daring menjadi salah satu metode efektif dalam memfasilitasi pertukaran ide, perspektif, dan pengalaman antara individu dari latar belakang budaya yang berbeda. 

Indonesia, sebagai negara dengan beragam budaya dan latar belakang, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kolaborasi antarbudaya dalam mendidik talenta muda, terutama melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Selain itu, tantangan bonus demografi yang dihadapi pada tahun 2030 memberikan urgensi untuk mengoptimalkan potensi anak muda dalam mempersiapkan diri menghadapi era Indonesia Emas 2045. 

Pembelajaran kolaboratif, khususnya dalam konteks antarbudaya, merupakan proses di mana siswa berinteraksi dengan rekan-rekan dari latar belakang yang berbeda, memfasilitasi pemahaman tentang keragaman budaya. Menurut teori Vygotsky tentang pembelajaran sosial, interaksi sosial dengan individu lain adalah kunci dalam mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kolaboratif. 

Meskipun teknologi digital semakin berkembang, belum semua institusi pendidikan di Indonesia mengoptimalkan kolaborasi antarbudaya sebagai bagian dari kurikulum. Penggunaan kolaborasi daring masih terbatas pada tugas-tugas akademis tanpa menekankan aspek penting seperti pengembangan pemahaman keragaman budaya dan empati. 

Artikel ini berusaha menjelaskan bagaimana kolaborasi daring antarbudaya dapat memperkaya pemahaman tentang keragaman, memperkuat nilai inklusivitas, dan menumbuhkan kerja sama yang kuat di kalangan talenta muda. 

Hal ini penting dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan global di masa depan, khususnya dalam konteks Indonesia Emas 2045. Berikut adalah lima konten teknis operasional dari pembelajaran kolaboratif antarbudaya:

Pertama: Membangun Pemahaman Global melalui Kolaborasi Daring; Kolaborasi daring dapat melibatkan siswa dari berbagai daerah dan negara, mempertemukan mereka dalam proyek-proyek bersama. Melalui interaksi ini, siswa belajar memahami berbagai perspektif dan cara berpikir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline