Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Menghindari Plagiarisme dalam Era Digital, Tantangan dan Solusi untuk Pendidik menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 7 Oktober 2024   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Cloudeka, tersedia di https://www.cloudeka.id/

Menghindari Plagiarisme dalam Era Digital: Tantangan dan Solusi untuk Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Era digital menawarkan akses informasi yang sangat luas dan cepat. Dengan satu klik, siapa saja dapat menemukan ribuan artikel, buku, dan referensi yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. 

Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan baru, salah satunya adalah meningkatnya risiko plagiarisme. Plagiarisme atau penjiplakan adalah tindakan mengambil karya atau ide orang lain tanpa memberikan atribusi yang benar, dan ini menjadi masalah serius dalam dunia akademik. 

Fenomena ini mengungkapkan GAP antara ketersediaan teknologi dan kesadaran tentang pentingnya etika akademik. Guru, sebagai pendidik profesional, memegang peranan penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan ini. 

Melalui pembelajaran yang baik, mereka dapat membentuk generasi yang menghargai orisinalitas dan memahami pentingnya kejujuran akademik. Tulisan ini akan mengelaborasi lima langkah teknis yang operasional dalam mencegah plagiarisme di era digital. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Membangun Kesadaran Siswa tentang Plagiarisme dan Etika Akademik; Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah membangun kesadaran siswa tentang apa itu plagiarisme dan mengapa hal ini menjadi pelanggaran serius dalam dunia akademik. Siswa perlu memahami bahwa setiap ide atau karya yang diambil dari sumber lain harus diakui dengan benar. 

Guru dapat memulai dengan memberikan definisi plagiarisme yang jelas dan memberikan contoh nyata dari dunia akademik, baik dari sisi hukum maupun etika. Menanamkan nilai-nilai kejujuran akademik sejak dini akan membantu siswa menghargai orisinalitas dalam karya mereka sendiri.

Kedua: Mengajarkan Teknik Mencari dan Mengutip Sumber dengan Benar; Banyak siswa yang melakukan plagiarisme tanpa disadari karena mereka tidak diajarkan cara mencari dan mengutip sumber dengan benar. G

uru perlu mengajarkan teknik-teknik pencarian informasi yang efektif dan relevan. Selain itu, siswa juga harus diajarkan bagaimana menuliskan kutipan langsung maupun parafrase, serta cara menyusun daftar pustaka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline