Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Mengembangkan Ketahanan Mental dalam Mengahadapi Tekanan: Strategi Praktis untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era MBKM

Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Mili, tersedia di https://mili.id/baca-12718-7-cara-membangun-ketahanan-mental-menuju-kesuksesan

Mengembangkan Ketahanan Mental dalam Menghadapi Tekanan: Strategi Praktis untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era MBKM

Oleh: A. Rusdiana

Dunia profesional saat ini dipenuhi dengan tekanan, baik dari segi target pekerjaan, kompetisi yang ketat, maupun ekspektasi diri. Mahasiswa yang memasuki dunia kerja sering kali kesulitan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, terutama jika mereka belum siap secara mental. Dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa diberi kebebasan untuk belajar di luar kampus dan mengeksplorasi lingkungan profesional yang beragam, kemampuan untuk menghadapi tekanan menjadi semakin penting. Ketahanan mental, menurut konsep dari psikologi positif, adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan, stres, atau trauma. Ini mencakup kemampuan untuk menjaga keseimbangan emosional, memiliki pandangan yang positif terhadap masa depan, dan menemukan solusi di tengah tekanan. Namun, banyak mahasiswa yang belum memiliki keterampilan ini karena kurangnya pelatihan dan pengalaman langsung dalam menghadapi tantangan di dunia nyata. Hal ini dapat menjadi penghambat bagi generasi muda dalam memanfaatkan bonus demografi 2030 dan berkontribusi pada Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis mengenai bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan ketahanan mental mereka, khususnya melalui program MBKM, untuk sukses dalam karier dan kehidupan profesional mereka di masa depan. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Manajemen Stres yang Efektif; Teknik manajemen stres sangat penting dalam menghadapi tekanan profesional. Mahasiswa perlu diajarkan cara mengidentifikasi sumber stres dan menggunakan metode seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga untuk meredakannya. Dengan memasukkan sesi manajemen stres ke dalam program MBKM, mahasiswa dapat belajar mengelola stres sebelum beralih ke lingkungan kerja yang penuh tantangan.

Kedua: Fokus pada Solusi, Bukan Masalah; Ketika menghadapi tekanan, fokus sering kali teralih pada masalah daripada solusi. Mahasiswa harus dilatih untuk mengembangkan pola pikir yang solutif, di mana mereka diajak untuk menganalisis situasi dengan tenang dan mencari langkah-langkah konkret untuk mengatasinya. Program MBKM bisa memasukkan simulasi tantangan dunia kerja untuk membantu mereka melatih kemampuan ini, sehingga ketika dihadapkan pada situasi nyata, mereka tidak terjebak dalam kecemasan.

Ketiga: Membangun Jaringan Pendukung; Memiliki sistem dukungan yang kuat, baik dari mentor, teman, maupun keluarga, dapat sangat membantu dalam mengatasi tekanan. Mahasiswa harus didorong untuk mencari dan memelihara hubungan dengan individu yang dapat memberikan dukungan emosional dan profesional. Program MBKM juga bisa memfasilitasi pembentukan komunitas yang saling mendukung, di mana mahasiswa dapat berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.

Keempat: Mengelola Ekspektasi Diri Sendiri; Ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri dapat menambah beban mental. Mahasiswa perlu diajarkan untuk menetapkan tujuan yang realistis dan tidak membandingkan pencapaian mereka dengan orang lain. Ini bisa dilakukan melalui sesi pelatihan self-awareness dan self-compassion di program MBKM, yang mengajarkan cara mengenali dan mengelola ekspektasi pribadi dengan sehat.

Kelima: Menjaga Motivasi di Tengah Tekanan; Tekanan sering kali menyebabkan penurunan motivasi. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa menjaga motivasi adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Salah satu caranya adalah dengan mengingat kembali tujuan jangka panjang mereka dan bagaimana setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Program MBKM dapat memanfaatkan proyek-proyek jangka panjang yang menantang mahasiswa untuk tetap termotivasi di tengah kesulitan.

Mengembangkan ketahanan mental adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi dunia profesional yang penuh tekanan. Dengan strategi seperti manajemen stres, fokus pada solusi, membangun jaringan pendukung, mengelola ekspektasi, dan menjaga motivasi, generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan karier mereka. Program MBKM memiliki peran strategis dalam memberikan lingkungan yang memungkinkan mahasiswa belajar dan mengembangkan ketahanan mental ini. Rekomendasinya, universitas harus mengintegrasikan pelatihan ketahanan mental ke dalam kurikulum MBKM, dengan melibatkan mentor-mentor profesional yang berpengalaman.

Implementasi dari strategi-strategi ini akan membantu mencetak generasi yang tidak hanya siap secara akademis tetapi juga kuat secara mental untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045 di tengah bonus demografi 2030. Wallahu A'lam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline