Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Mempersiapkan Mental untuk Mengahadapi Tantangan dan Kegagalan: Peran Mentorship dalam Membentuk Ketahanan Mahasiswa di Dunia Kerja

Diperbarui: 5 Oktober 2024   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Satuguru, tersedia dihttps://satuguru.id/keprofesian/menjadi-profesional/ persiapan-mental-menjadi-seorang-guru/

Mempersiapkan Mentalitas untuk Menghadapi Tantangan dan Kegagalan: Peran Mentorship dalam Membentuk Ketahanan Mahasiswa di Dunia Kerja

Oleh: A. Rusdiana

Dalam dunia kerja, tantangan dan kegagalan adalah hal yang tidak terhindarkan. Mahasiswa sering kali dihadapkan pada ekspektasi tinggi setelah lulus, namun realitas menunjukkan bahwa kesuksesan jarang datang tanpa menghadapi rintangan terlebih dahulu. Bonus demografi 2030 menjadikan ketahanan mental generasi muda sebagai aspek penting untuk menghadapi persaingan global. Sayangnya, pendidikan formal sering kali tidak memberikan cukup ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan mentalitas menghadapi kegagalan. Di sinilah peran mentorship menjadi sangat penting. Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mentorship menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari pengalaman mentor yang telah menghadapi berbagai tantangan dalam karier mereka. Mentor bisa memberikan panduan, contoh, dan strategi untuk membangun ketahanan mental, sehingga mahasiswa siap menghadapi kegagalan dengan sikap positif. GAP yang muncul dalam pendidikan saat ini adalah kurangnya pelatihan praktis mengenai bagaimana menghadapi kegagalan di dunia nyata. Mentorship menjembatani kesenjangan ini dengan memberikan dukungan emosional dan mental yang dibutuhkan mahasiswa untuk bertahan dalam dunia kerja yang dinamis. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Menghadapi Kegagalan dengan Sikap Positif: Salah satu hal paling penting yang diajarkan mentor adalah bagaimana menghadapi kegagalan tanpa kehilangan semangat. Dunia kerja penuh dengan tantangan yang tidak bisa dihindari, dan kegagalan sering kali menjadi bagian dari perjalanan tersebut. Mentor membantu mahasiswa memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk belajar. Dengan bimbingan ini, mahasiswa bisa mengembangkan sikap positif, melihat kegagalan sebagai proses belajar yang memperkuat kemampuan dan mentalitas mereka.

Kedua: Mengembangkan Ketahanan Mental dalam Menghadapi Tekanan: Dunia profesional penuh tekanan, baik dari target pekerjaan, kompetisi, maupun ekspektasi diri. Mentor yang telah berpengalaman dalam menghadapi tekanan semacam ini dapat memberikan nasihat yang membantu mahasiswa mengembangkan ketahanan mental. Mereka bisa memberikan strategi praktis, seperti teknik manajemen stres, fokus pada solusi, dan cara mempertahankan motivasi di tengah situasi sulit. Dengan mentalitas yang lebih kuat, mahasiswa tidak mudah menyerah saat menghadapi rintangan dalam karier mereka.

Ketiga: Menjaga Motivasi Meski Menghadapi Hambatan: Mentorship membantu mahasiswa menjaga motivasi mereka saat menghadapi hambatan di dunia kerja. Ketika kegagalan datang, mudah untuk merasa putus asa. Namun, mentor dapat berbagi kisah tentang bagaimana mereka sendiri pernah mengalami kegagalan namun tetap berhasil bangkit. Kisah-kisah ini memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk tetap gigih dan berjuang menuju tujuan mereka, bahkan ketika mereka merasa di titik terendah. Memiliki figur mentor yang mendukung dapat membuat mahasiswa merasa didukung dalam perjalanan mereka.

Keempat: Membangun Strategi Menghadapi Kegagalan: Tidak hanya memberikan motivasi, mentor juga bisa membantu mahasiswa membangun strategi konkret untuk menghadapi kegagalan. Ini termasuk bagaimana cara menganalisis kesalahan, memperbaiki diri, dan merencanakan langkah berikutnya dengan lebih matang. Dengan strategi yang baik, kegagalan tidak lagi dianggap sebagai sebuah ancaman, tetapi sebagai bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Mentor dapat membantu mahasiswa merumuskan langkah-langkah praktis yang perlu diambil setelah kegagalan terjadi, sehingga mereka bisa bangkit dengan lebih percaya diri.

Kelima: Mengembangkan Kemampuan Beradaptasi: Dalam dunia kerja yang berubah cepat, kemampuan untuk beradaptasi sangat penting. Mentor bisa membantu mahasiswa mengasah kemampuan ini dengan cara memberikan tantangan atau skenario yang mendorong mereka keluar dari zona nyaman. Adaptabilitas adalah kualitas yang memungkinkan seseorang untuk tetap bertahan meskipun menghadapi perubahan mendadak atau kegagalan yang tidak terduga. Dengan bimbingan mentor, mahasiswa dapat belajar bagaimana menghadapi perubahan dengan lebih fleksibel dan tangguh, tanpa kehilangan arah atau tujuan.

Mentalitas yang kuat adalah kunci keberhasilan di dunia kerja yang penuh tantangan. Mentor memainkan peran penting dalam membantu mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi kegagalan dan tekanan, serta tetap termotivasi untuk mencapai tujuan mereka. Program mentorship seperti yang ada dalam MBKM sangat dibutuhkan untuk membangun ketahanan mental generasi muda dalam menghadapi persaingan di era bonus demografi 2030 dan menuju Indonesia Emas 2045.

Rekomendasi dari tulisan ini adalah lembaga pendidikan harus lebih banyak mengintegrasikan elemen mentorship dalam kurikulum mereka. Mahasiswa perlu dipersiapkan secara mental, bukan hanya secara akademis, untuk menghadapi dunia kerja yang penuh dengan tantangan. Dengan demikian, mereka bisa menjadi tenaga kerja yang lebih tangguh, adaptif, dan siap berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Wallahu A'lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline