Pemanfatan Teknologi sebagai Alat Adaptasi dalam MBKM untuk Peningkatan Talenta Muda Menyonsong Bonus Demografi 2023
Oleh: A. Rusdiana
Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kini dihadapkan pada tuntutan untuk bisa beradaptasi dengan teknologi seperti Learning Management Systems (LMS), aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI), dan alat pembelajaran digital lainnya.
Hal ini semakin penting mengingat proyeksi bonus demografi 2030 yang memerlukan peningkatan talenta muda secara efektif. Menurut teori adaptasi teknologi, inovasi digital dalam pendidikan dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran, namun hanya jika siswa mampu memanfaatkan teknologi tersebut dengan optimal.
Konsep adaptasi ini penting dalam konteks pendidikan modern, di mana teknologi menjadi alat utama untuk menghadapi perubahan yang cepat. Meski teknologi semakin tersedia, masih ada celah keterampilan teknologi di kalangan mahasiswa MBKM. Banyak yang masih kesulitan untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran.
Hal ini menyebabkan pengajaran kurang efektif dan tidak efisien. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara efektif oleh mahasiswa MBKM sebagai alat adaptasi dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan, sekaligus memberikan solusi bagi pengembangan talenta muda yang siap bersaing di era bonus demografi 2030. Untuk lebih memahami mengenai Pemanfaatan Teknologi sebagai Alat Adaptasi dalam Pendidikan MBKM, mari kita brake down, satu persatu:
Pertama: Pemanfaatan Learning Management System (LMS); LMS adalah platform yang memungkinkan proses pembelajaran lebih fleksibel dan terorganisir. Mahasiswa MBKM perlu memahami cara kerja LMS untuk mengakses materi kuliah, berkolaborasi dengan dosen dan teman sekelas, serta mengelola tugas dengan lebih efisien. Dengan menggunakan LMS secara optimal, mahasiswa dapat belajar lebih mandiri dan terlibat aktif dalam proses pengajaran. Contoh platform yang umum digunakan adalah Moodle dan Google Classroom.
Kedua: Aplikasi AI dalam Pembelajaran; Kecerdasan buatan (AI) semakin diterapkan dalam dunia pendidikan melalui aplikasi seperti chatbot untuk tutor otomatis, analisis pembelajaran adaptif, hingga pembuat soal berbasis algoritma. Mahasiswa MBKM dapat menggunakan AI untuk mempersonalisasi pembelajaran mereka, memungkinkan pendekatan yang lebih terarah sesuai kebutuhan individu. AI juga dapat memberikan umpan balik secara cepat, sehingga mahasiswa dapat memperbaiki kekurangan mereka secara efisien.
Ketiga: Keterbukaan terhadap Inovasi dan Eksperimen; Teknologi memicu inovasi dalam pendidikan, membuka ruang bagi metode-metode pengajaran baru. Mahasiswa MBKM harus dilatih untuk bersikap terbuka terhadap eksperimen dan inovasi ini. Misalnya, menggunakan pendekatan flipped classroom yang memungkinkan mahasiswa belajar materi di rumah dan lebih fokus pada diskusi di kelas. Sikap proaktif terhadap inovasi ini penting agar mahasiswa dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan relevan.
Keempat: Kolaborasi Melalui Platform Digital; Teknologi memudahkan kolaborasi antar mahasiswa dan dosen, baik dalam proyek akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler. Melalui platform seperti Zoom, Microsoft Teams, dan Slack, mahasiswa MBKM dapat berkolaborasi lintas kampus, bahkan lintas negara. Kemampuan kolaboratif ini memperluas jaringan profesional dan meningkatkan keterampilan kerjasama, yang penting untuk dunia kerja di masa depan.