Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Peluang Magang dan Kolaborasi Proyek: Memabagun Jejaring Melalui Program MBKM Menghadapi Bonus Demografi 2030

Diperbarui: 9 September 2024   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Jaya Obayashi;  tersedia di https://jayaobayashi.co.id/id/our-programs/peluang-magang

Peluang Magang dan Kolaborasi Proyek: Membangun Jejaring Profesional Melalui Program MBKM dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Fenomena ini menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menimbulkan tantangan terkait kesiapan tenaga kerja muda. Berdasarkan teori "Human Capital Development," investasi dalam pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang relevan. Namun, ada kesenjangan (GAP) antara pendidikan formal dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dirancang untuk menjembatani kesenjangan ini, terutama melalui peluang magang dan kolaborasi proyek yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dan jejaring profesional. Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk mengeksplorasi bagaimana peluang magang dan kolaborasi proyek dalam MBKM dapat mempersiapkan talenta muda menghadapi tantangan global di masa depan. Untuk lebih memahami mengenai Akses ke Komunitas Profesional, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Mengembangkan Jejaring Profesional melalui Mentorship; Pogram MBKM menekankan pentingnya mentorship sebagai bagian dari pendidikan mahasiswa. Melalui bimbingan mentor yang berpengalaman, mahasiswa dapat membangun jejaring profesional yang akan sangat berguna bagi karier mereka di masa depan. Jejaring ini bukan hanya membuka akses ke berbagai peluang kerja, tetapi juga membantu mahasiswa memahami dinamika dunia kerja secara lebih mendalam. Pentingnya mentorship dalam membangun jejaring profesional harus didukung dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dan perusahaan, memastikan mentor yang terlibat memiliki pengalaman dan koneksi yang relevan.

Kedua: Akses Magang melalui Rekomendasi Mentor; Salah satu manfaat langsung dari jejaring profesional yang dibangun melalui mentorship adalah akses yang lebih mudah ke peluang magang. Banyak perusahaan lebih terbuka menerima mahasiswa magang ketika ada rekomendasi langsung dari mentor yang mereka kenal dan percayai. Ini memberikan peluang bagi mahasiswa untuk merasakan pengalaman kerja nyata sebelum mereka lulus, membantu mereka memahami tuntutan dan harapan dunia kerja. Pengalaman magang ini tidak hanya memperkaya portofolio mahasiswa, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Ketiga: Kolaborasi Proyek sebagai Pembelajaran Teknis; Selain magang, kolaborasi proyek merupakan bagian integral dari MBKM. Melalui kolaborasi proyek, mahasiswa berkesempatan untuk terlibat langsung dalam penyelesaian masalah dunia nyata yang dihadapi oleh perusahaan atau organisasi. Kolaborasi ini memberikan pengalaman belajar yang lebih operasional dan teknis, memperkenalkan mahasiswa pada metodologi kerja yang lebih relevan dengan dunia industri. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis yang dapat diterapkan di dunia kerja.

Keempat: Penguatan Keterampilan Networking dalam Kurikulum; Agar mahasiswa dapat memaksimalkan peluang yang ada, keterampilan networking perlu menjadi bagian dari kurikulum. Networking adalah kemampuan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar industri. Perguruan tinggi perlu memberikan pelatihan mengenai cara membangun dan memelihara jejaring profesional, sehingga mahasiswa lebih siap memanfaatkan peluang magang dan kolaborasi proyek yang tersedia. Dengan keterampilan networking yang kuat, mahasiswa dapat lebih percaya diri dalam menjalin hubungan dengan profesional di industri, yang pada akhirnya akan membuka lebih banyak peluang karier.

Kelima: Peluang Kolaborasi Proyek untuk Meningkatkan Portofolio; Kolaborasi proyek dalam MBKM tidak hanya memberi mahasiswa pengalaman langsung, tetapi juga membantu mereka membangun portofolio yang kuat. Portofolio yang berisi proyek nyata yang telah dikerjakan dengan perusahaan akan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi mahasiswa saat mencari pekerjaan. Dengan portofolio yang kaya dan beragam, mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan praktis, yang merupakan salah satu kualifikasi utama yang dicari oleh perusahaan.

Program MBKM dengan fokus pada peluang magang dan kolaborasi proyek memberikan kontribusi besar dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi bonus demografi 2030. Dengan dukungan mentorship, akses magang, kolaborasi proyek, dan penguatan keterampilan networking, mahasiswa dapat membangun jejaring profesional yang memperluas peluang karier mereka. Untuk memaksimalkan manfaat ini, perguruan tinggi perlu bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan mentor berkualitas dan merancang program yang terstruktur. Selain itu, penguatan keterampilan networking harus menjadi prioritas dalam kurikulum, sehingga mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja yang kompetitif. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline