Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membangun Komunikasi Terbuka dan Transparan, Kunci Penguatan Talenta Muda menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 18 Agustus 2024   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bobo.ID-Grid.ID; tersedia di https://bobo.grid.id/ (dimodfikasi dg. Logo HUT RI ke 79)

Membangun Komunikasi Terbuka dan Transparan: Kunci Penguatan Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia telah merdeka selama 79 tahun dan kini tengah mempersiapkan diri untuk menyambut era bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi peluang besar untuk mendorong kemajuan bangsa. Salah satu kunci untuk memaksimalkan potensi ini adalah dengan membekali talenta muda dengan keterampilan yang relevan, terutama dalam hal komunikasi.

Membangun Komunikasi Terbuka dan Transparan dalam konteks menyongsong era bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045, bagian dari lanjutan lima langkah operasional yang dapat diterapkan untuk mengisi kemerdekaan dengan semangat bersatu menjadi sangat krusial. Yang sempat terpotong dengan tema 100 bersama kompasiana.

Tdak dinafikan lagi, komunikasi yang efektif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta akan memainkan peran penting dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terbuka dan transparan adalah proses di mana informasi dibagikan secara jelas dan tanpa hambatan, sehingga semua pihak dapat memahami dan merespons dengan tepat. Ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, menyampaikan ide dengan jelas, dan menciptakan lingkungan yang mendukung dialog.

 Meskipun pentingnya komunikasi terbuka dan transparan sering kali diakui, kenyataannya masih banyak hambatan yang terjadi, seperti kurangnya kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat, serta rendahnya partisipasi talenta muda dalam diskusi publik. 

Tulisan ini penting untuk memberikan wawasan operasional dan teknis tentang bagaimana talenta muda dapat dilibatkan secara aktif dalam komunikasi yang konstruktif, yang pada gilirannya akan membantu mempersiapkan Indonesia menghadapi era bonus demografi. Untuk lebih memahami mengenai hal itu, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Efektif; Talenta muda perlu dibekali dengan keterampilan komunikasi yang efektif, termasuk kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas dan mendengarkan secara aktif. Program pendidikan dan pelatihan yang fokus pada keterampilan komunikasi harus diperluas, baik di tingkat sekolah maupun universitas, agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi publik dan pengambilan keputusan.

Kedua: Mendorong Partisipasi dalam Diskusi Publik: Komunikasi terbuka memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk talenta muda. Mereka harus didorong untuk terlibat dalam forum-forum diskusi, seminar, dan debat yang membahas isu-isu penting bagi masa depan bangsa. Dengan demikian, mereka dapat menyuarakan ide-ide inovatif dan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak luas.

Ketiga: Membangun Kepercayaan Melalui Transparansi: Kepercayaan adalah fondasi dari komunikasi yang sukses. Untuk membangun kepercayaan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, transparansi dalam proses komunikasi harus dijaga. Pemerintah dan organisasi harus terbuka dalam menyampaikan informasi, sehingga masyarakat, terutama talenta muda, merasa dilibatkan dan dipercaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline