Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Mempersiapkan Guru untuk Pembelajaran Berdiferensiasi, Kunci Menghadapi Bonus Demografi 2030

Diperbarui: 23 Juli 2024   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: SlideShare; tersedia di  https://www.scribd.com/presentation/633917606/Pembelajaran-Diferensiasi

Mempersiapkan Guru untuk Pembelajaran Berdiferensiasi: Kunci Menghadapi Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia sedang memasuki era bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun 2030. Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). 

Fenomena ini memberikan peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, asalkan sumber daya manusia yang ada dapat diberdayakan dengan baik. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui pendidikan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap individu.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah metode yang dapat digunakan oleh guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan profil belajar siswa. Menurut Tomlinson (Hockett, 2018), pembelajaran berdiferensiasi didasarkan pada profil belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan faktor lainnya. 

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mempersiapkan diri dalam menerapkan metode ini agar dapat memberikan pendidikan yang efektif dan relevan. Untuk memahami lebih dalam mari kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Melakukan Pemetaan Kebutuhan Belajar: Pemetaan kebutuhan belajar adalah langkah awal yang krusial dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus mampu mengidentifikasi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan survey menggunakan angket. 

Data yang akurat dan valid sangat penting untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Di masa pandemi, tantangan dalam pengumpulan data ini semakin besar karena interaksi langsung antara guru dan siswa terbatas. Dukungan dari orang tua dan siswa dalam memberikan data yang jujur dan lengkap menjadi sangat penting.

Kedua: Merencanakan Pembelajaran Berdiferensiasi: Berdasarkan hasil pemetaan, guru dapat merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini termasuk memberikan berbagai pilihan dalam strategi, materi, dan cara belajar. 

Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan mereka, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Guru harus kreatif dan inovatif dalam menyusun rencana pembelajaran yang beragam untuk memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline