Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Pengaruh Era Disrupsi pada Pekerjaan, Tenaga Kerja, dan Tempat Kerja Menjelang Bonus Demografi 2030

Diperbarui: 12 Juli 2024   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tekno - Tempo, tersedia di https://tekno.tempo.co/read/1540154/bappenas-beberkan-dampak-positif-dan-negatif-bonus-demografi-di-indonesia

Pengaruh Era Disrupsi pada Pekerjaan, Tenaga Kerja, dan Tempat Kerja Menjelang Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana 

Dengan cepatnya perkembangan teknologi, era disrupsi telah menggeser batas antara tugas yang dilakukan manusia dan mesin. Pasar tenaga kerja global mengalami transformasi besar, dengan teknologi baru memengaruhi cara organisasi beroperasi dan bagaimana orang bekerja. Menurut laporan World Economic Forum 2018, 87% perusahaan di Indonesia lebih memilih karyawan dengan keterampilan teknologi baru, dan permintaan keterampilan ini diperkirakan meningkat sebesar 55% pada 2030. Artikel ini akan membahas pengaruh era disrupsi pada pekerjaan, tenaga kerja, dan tempat kerja serta bagaimana hal ini relevan bagi talenta muda Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2030. Mari Kita breakdown satu persatu:

Pertama: Pekerjaan Masa Depan: Era disrupsi menciptakan pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya, seperti analis data dan spesialis kecerdasan buatan. Talenta muda perlu mengembangkan keterampilan baru untuk memenuhi permintaan pasar tenaga kerja yang terus berubah.

Kedua: Tenaga Kerja dengan “Augmented”: Teknologi augmentasi memungkinkan manusia bekerja berdampingan dengan mesin untuk meningkatkan produktivitas. Talenta muda harus siap untuk bekerja dengan teknologi canggih dan mengintegrasikan kemampuan manusia dengan mesin.

Ketiga: Batas Kepemimpinan ke Dunia Digital: Pemimpin masa depan harus memahami teknologi digital dan mampu memimpin transformasi digital dalam organisasi. Talenta muda perlu dilatih untuk menjadi pemimpin yang adaptif dan berorientasi teknologi.

Keempat: Pengalaman Karyawan untuk Produktivitas & Pertumbuhan: Pengalaman karyawan menjadi fokus utama dalam era disrupsi. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas dan pertumbuhan. Talenta muda harus mencari organisasi yang menghargai pengalaman karyawan dan menyediakan peluang pengembangan.

Kelima: Tenaga Kerja Masa Depan: Tenaga kerja masa depan harus memiliki keterampilan digital dan kemampuan adaptasi tinggi. Pelatihan berkelanjutan dan pembelajaran sepanjang hayat menjadi kunci untuk menghadapi perubahan yang cepat.

Keenam: Tenaga Kerja Melek Digital: Kemampuan digital menjadi keharusan dalam era disrupsi. Talenta muda harus menguasai teknologi digital dan memahami cara menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Ketujuh: Pembelajaran Berkelanjutan dan Kemampuan Adaptasi Tinggi: Pembelajaran berkelanjutan dan adaptabilitas tinggi adalah kunci sukses di era disrupsi. Talenta muda harus terbuka terhadap pembelajaran baru dan siap beradaptasi dengan perubahan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline