Lihat ke Halaman Asli

Susah Belajar? Syulit Menghafal? Ini solusinya

Diperbarui: 18 November 2022   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Susah Belajar ? Syulitnya menghfal, Ini solusinya

Banyak diantara Kita Ketika menghafal sebuah pelajaran maupun meghafal sesuatu selalu gagal, meski sudah tekun dan berusaha. Belajar juga sangat menguras tenaga karna membutuhkan konsentrasi banyak sehingga secara tidak langsung sangat menguras tenaga membutuhkan asupan makanan bergizi sebgai penyeimbang tubuh.

Tidak bisa dipungkiri kita hanya manusia biasa yang wajar apabila syulit di dalam menghafal, seorang alim ulama pun juga pernah mengalamai kesulitan di dalam belajar seperti Imam Syafi’i, dikutip dari Wikipedia Imam syafi’I adalah seorang ulama asal Gaza, palestina yang memiliki madzhab Bernama mazhab Syafi’i dengan nama asli Abu Abdullah Muhhamad As-Syafi’i lahir tahun 767 masehi, dan mazhab nya merupakan mazhab terbesar di muka bumi yang dianut muslim sunni yaitu sekitar 50%.

Mazhab syafi’i sendiri merupakan perpaduan antara mazhab hanafi dan mazhab maliki, mazhab hanafi yang terkenal dengan ahlu ra’yi ( yang berpegang teguh kepada pemikiran akal) sedangkan mazhab maliki yang terkenal dengan ahlu hadits ( yang berpegang teguh terhadap teks Hadits) dan disaat itu imam syafi’i datang dengan perpaduan antara dua mazhab tersebut.

Perpaduan mazahab syafi’i di pelajari Ketika masih belajar di Hijaz dan di Iraq di hijaz imam Syafi’I mempelajari ilmu hadits dan di Iraq beliau mempelajari ilmu qiyas sehingga pemikiran beliau dikolaborasikan sehingga muncullah mazhab Syafi’I.

            Di dalam mazhab Syafi’I sendiri tentang furu’iyah beliau merumuskan dengan 4 cara

  • Al-Quran karna pedoman pertama yang pernah rasullulah pesan kan sebelum wafat yaitu Al-Kitab atua Al-Quran.
  • As-Sunnah atau hadits pedoman kedua apabila tidak terperincinya sebuah hukum di dalam Al-Quran, Semisal di Dalam sholat perintah di dalam Al-Quran hanya memerintahkan sholat akan  tetapi kita tidak dapat mengetahui sholat yang bagaimana caranya? Maka di dalam Hadits nabi dijelaskan tata cara sholat yaitu “sholatlah sebgaimana aku sholat” (Rasulullah)
  • Ijma, merupakan pedoman yang ketiga yaitu persetujuan yang dilakukan oleh para sahabat tanpa adanya sebuah perbedaan di dalamnya.
  • Qiyas, merupakan pedoman terakhir Ketika tidak adanya hukum di dalam 3 tadi maka pengambilan jalan teraahir yaitu Qiyas atau yang biasa disebut ijtihad para ulama sehingga menghasilkan suatu hukum, karna Rasulullah saw pernah berkata apabila tidak menemukan sebuah hukum di dalam Al-Quran dan As-Sunnah maka rasul emmerintahkan untuk berijtihad dengan berijtihad apabila ijtihad tersebut benar maka berpahal dua dan apabila salah hanya berpahala satu. Hikmah di dalamnya bahwa Rasulullah tidak menyalahkan ijtihad yang salah karna Rasulullah mengetahui akan terbatasnya akal.
  • Imam syafi’I pernah berkata :
    • شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

Dikutip dari pelajaran mahfudzot, bahwa imam syafi’I pernah mengadu ke gurunya Bernama waki’ dan menjelaskan bahwa imam syafi’I memilki hafalan yang buruk atau syulitnya menghafal lantas sang guru menunjukkan agar meninggalkan maksiat, dan memberi tahu imam syafi’I bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah swt tidak di hidayahkan kepada seorang pemaksiat.


  • Dapat disimpulkan bahwa dari perkataan di atas bahwa cara terbaik untuk mudah menghafal adalah meninggalkan maksiat. Maksiat bukanlah hal-hal yang berbau dosa besar melainkan meski hanya dosa kecil juga merupakan maksiat. Semisal kita menggibah teman yang buruk, melihat hal-yang tidak senonoh, berani terhadap orang tua dan guru, beberapa maksiat tersebut merupakann hal yang mungkin sangat biasa dilakukan oleh kita mungkin dari hal tersebut syulitnya kita untuk mengahafal dan mempelajari pelajaran.

  • Di sini penulis berwasiat untuk diri sendiri dan untuk pembaca agar bertakwa kepada Allah swt, bahwa kita manusia biasa pun juga tidak luput dari dosa tapi usaha untuk meninggalkan sebuah dosa merupakan kewajiban, dan apabila ada seseorang hafalannya bagus dan mudah menerima ilmu akan tetapi seorang pemaksiat jangan pernah bangga dengan hal itu mungkin hal itu meruupakan ujian beriupa istidraj dari Allah swt terhadapnya. Dikutip dari Wikipedia istidraj yaitu kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepada orang kafir dan pelaku dosa untuk mendekat kepada azab ilahi.

  • Didalam Al_Quran telah dijelaskan pada surat Al qolam Ayat 44

Dijelaskan dari ayat diatas bahwa barang siapa yang mendustakan ayat-ayat Allah maka akan di balas dengan sebuah istidraj dari arah yang tidak merka ketahui.

Disini dapat disimpulkan bahwa ilmu itu cahaya didapatkan juga dengan cara yang baik apabila di dapatkan dengan cara yang buruk kemungkinan yang di dapatkan darinya merupakan sebuah istidraj. Wallahu A’lam bissowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline