Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faid Ridho Asrofin

Mahasiswa Komunikasi UIN Jakarta

Ini adalah Tentangku, Bukan Dia Apalagi Mereka

Diperbarui: 23 September 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nadhira Afifa pernah berkata " Dream High, Because Our Only Limit Is Our Mind ", mungkin kalimat tersebut yang selalu menjadi prinsip dalam hidup saya.

Hiii...namaku Ahmad Faid Ridho Asrofin, lahir di Jepara, 15 April 2003. Faid adalah panggilan akrabku, Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, Ayahku seorang tukang kayu yang setiap hari menempuh jarak 25 KM ke tempat kerjanya. Sedangkan Ibuku adalah seorang guru di Taman Kanak-Kanak tak jauh dari rumah. Namun dengan kesederhanaan tersebut kedua orang tua saya mendidik saya dengan hangat. Mereka tak pernah sekalipun menampakkan raut kesedihan dan lelahnya hari-hari mereka didepan saya, yang ada hanya cinta dan kasih darinya.

Lahir dan besar disebuah desa paling ujung dari Kabupaten Jepara dengan kualitas pendidikan tinggi yang sangat minim membuat saya harus melakukan doubel effort untuk mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan. Saya menyelesaikan pendidikan TK, MI, MTs dengan almamater yang sama yaitu Nahdlatul Ulama' Papasan. Bangku MA saya tempuh disebuah Pondok Pesantren di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Dibangku MA inilah ketertarikan saya pada dunia perlombaan non akademik dimulai. Baca Puisi merupakan salah satu perlombaan yang sering saya ikuti ketika saya belajar di MA. Menggemakan karya-karya orang membuat saya dapat mempelajari karakteristik dari setiap penyair.

Beranjak lulus dari bangku MA, keinginan belajar disebuah Perguruan Tinggi Negeri adalah hal yang sangat saya idam-idamkan. Namun takdir Tuhan tidak langsung membawaku untuk pergi kesana. Ditahun 2022 inilah akhirnya mimpi saya masuk Perguruan Tinggi Negeri tercapai. Dengan tekad, usaha dan juga doa orang tua yang selalu memberikan support terbaiknya kepada saya mimpi tersebut akhirnya terwujud, meski banyak alang rintang dalam pencapaian tersebut. Satu hal yang bisa saya garis bawahi disini, kebanggaan dan kebahagiaan orang tua adalah tujuan utama seorang anak dalam hidup. Setidaknya, itu menurutku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline