Lihat ke Halaman Asli

ahmad naufalnasution

''qoulan tsaqila''

Menyikapi Wacana Tatanan Normal Baru (New Normal Order)

Diperbarui: 12 Juli 2021   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbagai sektor "dilalap" oleh kejinya pandemi ini. Pendidikan, ekonomi, industri, dan sosial merupakan bidang yang paling terkena dampaknya. Banyak yang menyalahkan pemerintah karena dicap lalai dalam menghadapi kasus Virus Corona ini, padahal pemerintah pun sudah berusaha dalam menanganinya. 

Berbagai kebijakan yang ditetapkan diambang ketidakpastian ini justru menimbulkan pertanyaan karena ada beberapa ketidakjelasan, salah satunya mengenai kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Kebijakan PSBB dinilai paling efektif dalam mengurangi laju penularan Virus Corona, akan tetapi dalam pengaplikasiannya masih ada beberapa poin yang rancu bahkan memunculkan beberapa pertanyaan dari masyarakat. 

Lantas penetapan kebijakan seperti apalagi yang harus pemerintah Indonesia atau bahkan seluruh penjuru dunia tetapkan?

  Sebagai masyarakat yang sudah semestinya mengikuti anjuran dari pemerintah, kita harus cerdas dalam menyikapi tentunya diawali dengan mempersiapkan diri dari sekarang. Kesehatan menjadi salah satu tuntutan utama dalam menghadapi fase new normal ini. Maka dari itu kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci utama. 

New normal  pula seringkali dianggap sebagai strategi dari herd immunity atau membiarkan suatu kelompok terinfeksi Virus Corona dan menciptakan kekebalan sendiri. Karena penerapan new normal seharusnya dijalankan dengan syarat virus tersebut sudah terkontrol dan stabil, tetapi kenyatannya laju penularan masih terus bertambah. 

Terlepas dari itu, imun memang sangat penting dalam memerangi Virus Corona ini. Maka dari itu, pembiasaan pola hidup sehat seperti mencuci tangan pakai sabun, menjaga pola makan sehat, rajin berolahraga walau #dirumahaja, dan keluar rumah seperlunya dengan memakai masker merupakan langkah utama dalam mempersiapkan new normal life. Selain itu, mindset menjadi pondasi lainnya, karena banyak yang salah arti dalam menjalani fase ini. 

Buktinya, masih dalam tahap perencanaan atau masih dalam tahap pelonggaran PSBB masyarakat malah berbondong-bondong menyerbu tempat yang ramai seperti mall dan kafe, karena mungkin mereka menganggap bahwa new normal itu merupakan keadaan yang normal seperti sediakala. 

Terakhir yaitu lakukanlah hal-hal produktif di rumah seperti memperbanyak literasi, merancang plan apa yang akan dilakukan setelah pandemi berakhir contohnya seperti business plan, dan masih banyak lagi.

           Kesimulan dari artikel diatas ialah, Sebagian besar dari kita mungkin mengeluhkan bahwa diam di rumah saja menyebabkan stres dan alternatifnya adalah dengan memberanikan diri keluar rumah menuju tempat yang ramai. Sebenarnya, jika selalu taat terhadap protokol kesehatan hal itu bukan menjadi masalah, karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang harus banyak berinteraksi dan mencari sumber penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Jika nantinya kebijakan new normal mutlak diterapkan, dewasalah dalam menyikapinya. Karena skenario kemungkinan adanya second wave bisa saja terjadi. Memang benar mencari kebahagiaan itu sulit, tetapi kebahagiaan dapat diciptakan dengan sendirinya jika kita cerdas dan selalu berlandaskan positive mindset dalam menyikapi segala persoalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline