Aku ingat betul sendalku yang berwarna hitam biru itu aku taruh di dekat tong sampah ini. Tapi kemana ya??
Aku celangak celinguk mencari cari sendal kesayanganku itu. " Nyari apaan mas?" Sapa seorang jamaah mengagetkanku. "Sendal saya pak." "Emangnya kamu taruh dimana tadi?" "Disini." Tegasku meyakinkan bapak itu.
"Jangan heran mas, di Masjid ini terkenal dengan CuranPit." "Apaan tuh pak?" Tanyaku heran. "Pencurian Sendal Jepit."
"Ada CCTV nya gak sih pak di sekitar sini?" Tanyaku. "Untuk apa?" "Yah..kali aja saya bisa tahu siapa yang ngambil sendal saya."
Bapak itu tertawa, "Percuma mas, ada tiga titik lokasi CCTV di Masjid ini. Seandainya tertangkap kamera, apa mas kenal sama orangnya? Dan seandainya kenal, terus mas datangi orangnya, paling paling langsung di balikin sendal mas nya dengan alasan maaf gak sengaja. Kasus selesai."
"Lha..terus gimana, saya pulang gak pake sendal dong?" "Ribet amat sih mas, cari aja sendal yang ada disini, pake dan bawa pulang." Ujar Bapak itu menyarankan.
Karena terdesak mau pulang, dari pada nyeker, terpaksa aku ambil saja sendal yang ada dekat kran wudhu. "Ya Allah...maaf, aku terpaksa." Buru buru aku melangkah keluar.
Tiga langkah lagi dekat gerbang jalan, tiba tiba aku dengar teriakan orang dibelakangku. "Mas..mas! Sendal saya tuh mas!" Rupanya sang pemilik sendal yang menegurku. Karena merasa bersalah aku meminta maaf dengan alasan tidak sengaja.
Ya sudahlah dengan berat hati menahan dongkol aku pun pulang nyeker laksana ayam. Kapok aku sholat di situ lagi. Besok pindah Masjid...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H