Sejarah Singkat Wilayah Gandasoli
Sejarah wilayah Gandasoli awalnya adalah sebuah wilayah distrik di Kabupaten Bandung yang sejak tahun 1863 kemudian digabungkan dengan Kabupaten Karawang. Secara admisnistratif statusnya berubah-ubah pada setiap masa.
Kabupaten Bandung sendiri lahir melalui Piagam Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kesultanan Mataram Islam, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung.
Kabupaten Karawang sendiri sebagai suatu daerah berpemerintahan sendiri dimulai semenjak Karawang diduduki oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya menempatkannya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Selanjutnya, Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Adipati Aria Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik pada tanggal 14 September 1633. Tanggal ini dinobatkan menjapada hari jadi Kabupaten Karawang.
Artinya wilayah Gandasoli sudah mulai menjadi wilayah Kabupaten Bandung sejak masa itu, kemudian digantikan sebagai wilayah Kabupaten Karawang.
Asal-usul Eyang Dalem Gandasoli
Eyang Dalem Gandasoli berasal dari Cirebon, Jawa Barat yang merupakan seorang santri pada masa para wali di Tanah Jawa, seperti Sunan Gunung Jati. Beliau datang ke wilayah Gandasoli atas perintah dari ibu kandungnya, beliau sempat singgah di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Nangkabeurit, Sagalaherang, Subang, Jawa Barat Kemungkinan besar beliau bertemu dengan Raden Aria Wangsagoparana (Eyang Wangsagoparana), salah seorang tokoh penyebar Islam yang berasal dari Talaga, Majalengka. Setelah itu beliau kembali lagi ke Gandasoli bersama isteri tercintanya yang bernama Nyi Mas Gandasari, dimana beliau kemudian menetap yang diikuti oleh para santrinya yang kemudian dikenal sebagai: Eyang Kuncen, Ki Patih Sasengko, Eyang Jaksa, Eyang Camat, Eyang Penghulu Agung, Eyang Jambrong dan lain-lain.
Belum diketahui secara pasti apa dan bagaimana perjuangan pernyebaran agama Islam yang dilakukan Eyang Dalem Gandasoli bersama para santrinya di wilayah Gandasoli dan sekitarnya. Makam beliau, isterinya dan para santrinya terletak pada sebuah kompleks pemakaman di Kampung Lembur Kolot, Desa Mekarasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, dengan 7 (tujuh) orang juru kunci (kuncen). Pada bagian luar area makam ini terdapat area parkir kendaraan roda 2 dan roda 4, saung peristirahatan, mushalla (yang dibangun tahun 2020), tempat wudhu dan kamar kecil.