Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Said Widodo

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Puisi | Cintaku Terpaut di Pangalengan

Diperbarui: 10 Desember 2022   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gravity Adventure

Bebukitan mana yang belum kudaki, gemunung mana yang belum kudaki, dinding tebing mana yang belum kupanjati.

Sudah kudatangi banyak kawasan berhawa sejuk dan nyaman.
Entah itu Puncak Pass, Lembang, Ciwidey atau Rancabali.

Tetapi cintaku terpaut di sini di pegunungan nyaman Pangalengan, cintaku padamu, adik kelasku, membawaku hingga ke kotamu dan berkemah di tepian Situ Cileunca.

Menikmati sore, senja dan malam yang temaram dengan api unggun menari lembut diterpa angin dingin dengan gemintang di langit malam.

Menikmati pagi dengan kabut halimun dan pemandangan perkebunan teh yang hijau tersingkap angin yang meluncur dari bebukitan ke lembah pegunungan.

Aku pun mengagumi bunga-bunga hydragea yang mekar sepanjang musim dan bunga Desember yang mekar di penghujung tahun, seperti cintamu yang selalu berseri dan bersemi lembut.

Wajah manismu masih terlukis dan terukir dalam hatiku. Masih jelas tegas, bukan bayang samar semata tetapi meskipun selintas aku masih mengingatmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline