Lihat ke Halaman Asli

Membedah Artificial Intelligence (AI) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Diperbarui: 27 Mei 2022   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MEMBEDAH ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Artificial Intelligence (AI) dan berbagai fitur kecanggihannya (bekerja secara otomatis) bisa menjadi hal besar berikutnya dalam pendidikan. Sangat cepatnya kemajuan teknologi telah menciptakan tantangan dan tuntutan baru bagi dunia Pendidikan terutama bagi guru dan peserta didik. 

Para pakar pendidikan bahkan belum menyelesaikan diskusi tentang dampak Internet dan Teknologi Komunikasi (TIK) di ruang kelas, dan sekarang kita harus siap untuk melompat maju dengan AI. Beberapa peneliti mengungkapkan hasil analisis mereka terkait efek positif dan negatif yang ditimbulkan oleh masifnya perkembangan teknologi di seluruh dunia dan bahkan di dunia Pendidikan saat ini. 

Dalam mengatasi efek negatif AI dalam pendidikan, Sumakul (2019) menguraikan bahwa ada keterampilan (skill) khusus yang harus dikuasai oleh guru. AI menyuguhkan guru berbagai hal baru yang dapat memengaruhi aktifitasnya di kelas. Ini tidak menutup kemungkinan berlaku pula di semua bidang studi, termasuk Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL).

Terkait efektifitas pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing, perkembangan terbaru dalam teknologi AI menunjukkan bahwa peran guru EFL juga mengalami ‘disrupsi’. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “disrupsi” berarti “hal tercabut dari akarnya”. Fenomena disruption (disrupsi), merupakan situasi pergerakan suatu hal yang tak lagi linier. 

Era disrupsi memiliki beberapa ciri yang dapat dijelaskan melalui (VUCA) yaitu, perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit tertebak (Volatility), perubahan yang cepat menyebabkan ketidakpastian (Uncertainty), terjadinya kompleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan (Complexity), kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas (Ambiguity). 

Hal ini menjadi tantangan berat bagi dunia Pendidikan untuk cepat dan tepat mengatasi berbagai pola perubahan yang cenderung pada hal negatif dan tentunya merugikan.

Secara fungsi dan cara kerja teknologi berbasis AI saat ini memiliki banyak fitur dan kecanggihan dan tentunya sudah banyak membantu pekerjaan manusia di berbagai bidang. Untuk aktifitas di kelas, ada teknologi yang sudah mampu mengerjakan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh guru. 

Misalnya, ada aplikasi yang didukung AI, atau aplikasi, yang dapat memberikan umpan balik tata bahasa pada tulisan siswa tanpa bantuan guru. Umpan balik disertai dengan penjelasan yang lengkap, singkat dan dengan contoh; dan ini bisa menjadi salah satu cara bagi pelajar untuk mempelajari tata bahasa dalam penggunaan, dalam konteks, dan dikerjakan secara mandiri. Selain tata bahasa, aplikasi serupa juga tersedia untuk bidang EFL lainnya, seperti berbicara, menulis, dan belajar kosa kata. 

Selain itu, aplikasi ini juga tersedia dalam versi perangkat lunak yang diinstal dalam gawai (telepon seluler), yang membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan nyaman bagi pelajar (Stockwell, 2016) dan menyediakan situasi belajar yang autentik dan dalam pengaturan (mode) pengaturan mandiri (Person & Nouri, 2018). 

Dari perspektif ini, AI dapat dilihat sebagai pendamping (instrumental) tidak hanya bagi pelajar tetapi juga para guru, karena memberikan umpan balik secara mandiri kepada setiap pelajar namun hal ini akan menjadi pekerjaan yang melelahkan bagi seorang guru. Namun di sisi lain, tampaknya AI mengambil alih peran guru. AI menawarkan pembelajaran yang mandiri (Independent Learning) dan ini dapat menunjukkan bahwa siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline