Malam itu, aku memilih untuk menyendiri
Aku menginginkan ketenangan datang
Di iringi angin sepoi-sepoi yang menembus dan menggores tubuhku
Aku kembali berfikir
Untuk apa aku disini?
Sedang apa aku disini?
Ditemani bulan yang bersinar terang
Dan beribu bintang yang tersebar di langit atas sana
Aku duduk dan terdiam di atas kursi besi itu
Dan bersender di tembok cokelat yang baru saja dibangun
Tak terasa, air mata itu jatuh membasahi pipiku