Lihat ke Halaman Asli

Ke Mana Perginya Sungai Jernih Kami?

Diperbarui: 21 Juli 2017   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kimiaiwak.blogspot.co.id

Sungai brantas merupakan sungai terpanjang kedua setelah sungi bengawan solo. Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang berasal dari simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua manjadi Kali Mas (ke arah Surabaya) dan Kali Porong (ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo).

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kualitas air sungai brantas juga semakin menurun. Limbah dari kegiatan tersebut langsung dibuang ke Sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Bukan hanya kualitas air yang menurun, beberapa waktu lalu ketika terjadi hujan yang lebat jalan raya purwosari arah surabaya banjir hingga terjadi kemacetan yang cukup parah.

Air sungai brantas adalah sumber utama pengairan pertanian didaerah daerah yang dilaluinya. Kualitas air juga menentukan kehidupan tanaman para petani. Namun air sungai yang dulunya segar dan jernih berubah menjadi coklat dan keruh. Apalagi saat musim hujan. Bahkan untuk mencuci pakaian pun bisa dikatakan tidak lagi layak. Sungai yang dulunya menjadi mata air segar untuk pengairan pertanian, konsumsi, mandi ataupun untuk kegiatan masyarakat yang lain kini seakan menjadi mata air coklat yang sangat miris.

Lalu ini salah siapa???

Kesadaran berbagai pihak sangat penting untuk memperbaikinya. dimulai dari masyarakat sekitar yang tidak membuang limbahnya kesungai. Selain itu pemerintah juga harus aktif memantau dan mendampingi masyarakat misalkan sosialisasi pentingnya kejernihan sungai brantas untuk warisan anak cucu nantinya.

Ada hal utama yang membuat warna sungai menjadi coklat yaitu tanah. Kenapa tanah bisa terlarut dalam air sungai? Karena tidak ada yang menahan tanah, tidak ada yang mencengkeram tanah sehingga hanyut saja ikut arus air. Hal ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar sehingga diharapkan kualitas air sungai brantas menjadi lebih baik. Memang butuh waktu yang lama, namun hal ini akan berdampak baik kepada anak cucu kita nanti. Dan sungai itu kembali jernih.

Tanamkan kesadaran peduli akan lingkungan, peduli akan warisan penting untuk generasi kedepan. Jika sungai jernih kesulitan mendapatkan air jenih bisa teratasi, sumber pengairan menjadi berkualitas dan tanaman subur karena air adalah sumber utama kehidupan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline