Sebuah kampung yang keasrian alamnya masih terjaga, air yang melimpah dan kawasan yang sangat hijau, membuat siapapun yang singgah sejenak lupa akan letih dan lelah.
Tepat di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, sekitar 1000 orang warganya hidup dengan rukun.
Keramahan penduduknya membuat para pendatang merasa nyaman, serasa di kampung sendiri.
Inilah wanasigra, kampung dengan 3 mustika yang kilaunya mengalahkan hiruk pikuk dunia.
Mustika yang pertama di tempat ini adalah kegiatan donor darah yang sudah mulai setidaknya sejak tahun 80an.
Kegiatan donor darah mulai rutin diselenggarakan secara massal pada tahun 2000an. Kini, Wanasigra sudah semakin mapan dan mandiri dengan Keluarga Donor Darah Wanasigra-nya.
Mustika yang kedua tak kalah berkilaunya, yaitu donor mata. Mustika langka, bahkan di Indonesia. Sekitar tahun 1990an, warga wanasigra sudah mulai mengenal dan menjadi pendonor mata.
Tidak kurang dari 400 warga kampung ini telah terdaftar sebagai calon donor mata.
Hingga tahun 2022 ini, sudah ada 23 donor yang menyumbangkan kornea matanya melalui KDMI. Kedua kegiatan donor yang menonjol ini laksana mustika berharga yang terpendam dalam bumi Wanasigra.
Mustika ketiga adalah sebuah wiyata mandala bernama SMA Plus Al-Wahid.
Sebuah lembaga pendidikan di Wanasigra yang terus berkembang dengan ratusan peserta didiknya dari seluruh wilayah di Indonesia. Tahun 2000 lalu, atas ihsan Allah Ta’ala semata, sebagai berkah dari kunjungan Hadhrat Khalifatul Masih IV rh. ke Indonesia sebuah impian terwujud dalam wujud SMA Plus Al-Wahid.