Terharu! Itulah yang penulis rasakan ketika melihat siswa dari pulau tiba ke sekolah dalam kondisi basah kuyup. Apalagi perjalanan ditempuh sebarangi laut itu lebih kurang selama 30 hingga 40 menit.
Pakaian pramuka yang dipakai setiap hari Kamis ini, mulai dari jilbab, baju, celana dan sepatu siswa ikut lembab dan basah. Bahkan buku yang mereka bawa dari pulau tak luput ikut kuyup derasnya hujan di pagi ini.
Kendati hujan yang deras itu membasahi seluruh pakaian siswa yang datang menggunakan perahu (pompong), mereka tetap semangat datang ke sekolah meskipun dalam kedinginan dan sejuknya cuaca saat ini.
Bahkan siswa dari pulau seberang menggigil kedinginan. Hal ini terjadi, ketika pompong mereka tumpangi belum sempat merapat di pelabuhan, namun hujan tiba-tiba datang dan membasahi seluruh penumpang yang ada didalamnya. Ditambah ada angin yang membuat siswa-siswa itu bertambah dingin suhu tubuhnya.
Mau pulang ke rumah tidak memungkinkan, apalagi jarak rumah siswa ke sekolah ditempuh menggunakan perahu, yang dibantu pemerintah setempat.
Setiap hari siswa ini harus sama-sama pulang pergi ke sekolah menggunakan satu pompong saja, yang memang telah disiapkan membawa siswa ini ke sekolah.
Jadi, meskipun seluruh pakaian dan sepatu yang dikenakan basah kuyup, siswa tetap datang belajar menuntut ilmu dengan pakaian yang sudah tidak nyaman lagi untuk digunakan.
Kendati demikian, semangat anak-anak pulau dalam belajar adalah hal yang sangat luar biasa dan harus didorong keinginan mereka untuk terus belajar agar cita-cita mereka kelak terwujud dan menjadi anak pulau yang suskes.
Meskipun ada beberapa siswa yang izin karena hujan tidak memungkinkan datang ke sekolah. Sementara para gurunya sudah memahami kondisi siswa di pulau ini. Ketika musim hujan apalagi ombak dan angin kencang, siswa dibenarkan untuk izin. Karena hal itu bisa membahayakan keselamatan siswa dalam perjalanan ke sekolah, apalagi musim-musim angin dan ombak besar.