Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Implementasi Gaya Belajar Visual dalam Pembelajaran Kurikulum Merdeka menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 16 Mei 2024   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: SMA Dwiwarna Tersedia di  https://www.smadwiwarna.sch.id/gaya-belajar-visual

Implementasi Gaya Belajar Visual dalam Pembelajaran Kurikulum Merdeka Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: Ahmad Rusdiana

Gaya Belajar Visual adalah gaya belajar adalah kebiasaan dan preferensi belajar individu dalam menerima dan memproses informasi. Willing (1988) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan kebiasaan yang dimiliki dan disukai oleh siswa, sementara Keefe mendefinisikannya sebagai cara seseorang berinteraksi, menerima, dan memandang lingkungannya. Pelopor dari gaya belajar sendiri adalah Rita Dunn, yang telah menemukan banyak variabel yang berpengaruh pada cara belajar seseorang, seperti faktor fisik dari setiap individu, emosional, sosiologis bahkan hingga lingkungan.

Bagi sebagian orang, belajar dengan cahaya yang terang atau menggunakan lampu belajar adalah sebuah keharusan dan membuatnya nyaman. Namun, sebagian orang ada yang kurang senang dengan cahaya terang ketika belajar. Ada pula beberapa orang yang merasa lebih senang ketika belajar mandiri, namun ada pula siswa yang senang apabila ada pendamping, narasumber atau seseorang yang menemani belajar. Kecenderungan-kecenderungan tersebutlah, yang kemudian dikategorikan sebagai gaya belajar seseorang.

Untuk mengenal lebih jauh tentang Gaya Belajar Visual, antara lain:

Pertama Tujuan Gaya Belajar Visual; Tujuan dari mengadopsi gaya belajar visual dalam kurikulum merdeka adalah untuk meningkatkan pemahaman dan retensi materi pembelajaran bagi siswa yang memiliki preferensi visual. Dengan memahami dan mengakomodasi gaya belajar ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif, sehingga setiap siswa dapat mencapai potensi maksimalnya.

Kedua: Karakteristik Anak dengan Gaya Belajar Visual; Anak-anak dengan gaya belajar visual menunjukkan karakteristik tertentu, seperti: 1) Menyukai praktik dan peragaan. 2) Lemah dalam mendengarkan materi. 3) Lebih suka membaca. 4) Berbicara dengan tempo agak cepat. 5) Kesulitan menerima instruksi verbal. 6) Kesulitan memilih kata-kata. 7) Suka menggambar. 8) Tidak mudah terganggu di tempat ramai. 9) Teliti pada detail. 10) Memiliki perencanaan jangka panjang yang baik. 11) Membutuhkan pandangan menyeluruh sebelum merasa yakin. 12) Sering mencoret-coret saat berbicara di telepon atau dalam rapat. 13) Mementingkan penampilan. 14) Mengingat dengan asosiasi visual. 15) Sering lupa menyampaikan pesan verbal. 16) Kadang kehilangan konsentrasi saat ada hal menarik.

Ketiga: Modalitas Belajar Anak dengan Gaya Belajar Visual; Anak dengan gaya belajar visual cenderung menggunakan panca indra penglihatan dalam belajar. Mereka lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang disajikan dalam bentuk gambar, diagram, peta, atau tulisan. Visualisasi membantu mereka memproses informasi secara lebih efektif.

Keempat: Strategi Pembelajaran untuk Anak dengan Gaya Belajar Visual; Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, strategi pembelajaran untuk anak dengan gaya belajar visual harus dirancang secara inovatif dan fleksibel. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru profesional: 1) Penggunaan Media Visual: Guru dapat menggunakan infografis, video, dan gambar dalam penyampaian materi. Alat bantu visual seperti peta konsep dan diagram juga sangat efektif.2) Pembelajaran Berbasis Proyek: Melibatkan siswa dalam proyek yang memerlukan perencanaan dan pembuatan presentasi visual. Misalnya, membuat poster atau maket yang menggambarkan konsep yang sedang dipelajari.3) Pembelajaran Berbasis Teknologi: Penggunaan aplikasi dan software yang mendukung pembelajaran visual, seperti aplikasi mind mapping, software desain grafis, atau platform pembelajaran interaktif. 4) Penekanan pada Pembacaan dan Penulisan: Mendorong siswa untuk membaca dan membuat catatan visual. Membuat peta pikiran atau outline sebelum menulis esai dapat membantu mereka menyusun ide secara lebih terstruktur. 5) Lingkungan Belajar yang Kondusif: Menyediakan ruang kelas yang kaya dengan bahan visual, seperti poster, grafik, dan karya seni siswa. Hal ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung gaya belajar visual.

Kelima, dalam Implementasi dalam Konteks Guru Profesional; Guru profesional dalam Kurikulum Merdeka harus memiliki kemampuan adaptif dan kreatif dalam mengakomodasi berbagai gaya belajar, termasuk visual. Mereka harus: 1) Mengidentifikasi Gaya Belajar Siswa: Menggunakan asesmen dan observasi untuk mengenali preferensi belajar masing-masing siswa. 2) Merancang Pembelajaran yang Beragam: Menciptakan materi dan metode pembelajaran yang variatif, mengintegrasikan berbagai modalitas belajar. 3) Memanfaatkan Teknologi: Menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman visual siswa. 5) Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Menyediakan feedback yang spesifik dan visual, seperti anotasi pada tugas atau proyek siswa. 6) Kolaborasi dengan Siswa: Mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, termasuk dalam penyusunan materi visual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline