Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Refleksi Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 16 Mei 2024   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ghaye, et. al. 2008 dalam Ghaye, 2011:18 (dimodifikasi oleh Penulis)

Refleksi Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh Ahmad Rusdiana

Refleksi guru adalah alat yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui refleksi, guru dapat mengevaluasi praktik mengajar, interaksi dengan siswa, dan dampak pembelajaran. Ghaye (2011) memperkenalkan model refleksi dengan simbol huruf R besar yang terdiri dari empat elemen: untuk menghargai (to appreciate), untuk membayangkan (to imagine), untuk desain (to design), dan untuk bertindak (to act). Masing-masing elemen ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur bagi guru untuk menggali kualitas pendidikan secara komprehensif.

Gambar 1. Kerangka Kerja Reflektif Berbasis Penguatan | Sumber: Ghaye, et. al. 2008 dalam Ghaye, 2011:18 (dimodifikasi)

Dalam konteks Guru Profesional dan implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, elemen-elemen ini memiliki relevansi yang kuat, yakni:

Pertama: Untuk Menghargai (To Appreciate); Menghargai adalah langkah pertama dalam refleksi, yang melibatkan pengakuan dan apresiasi terhadap apa yang sudah baik dan berhasil dalam praktik mengajar. 

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk menghargai setiap pencapaian siswa sebagai individu yang unik. Ini berarti guru harus mampu melihat potensi dan kekuatan masing-masing siswa, bukan hanya fokus pada kekurangan atau area yang perlu diperbaiki. 

Dengan menghargai keberhasilan kecil maupun besar, guru dapat membangun lingkungan belajar yang positif dan mendukung, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

Kedua; Untuk Membayangkan (To Imagine); Tahap membayangkan adalah tentang merancang visi masa depan yang ideal berdasarkan apa yang sudah dihargai. Guru harus membayangkan bagaimana pembelajaran bisa ditingkatkan dan bagaimana mereka bisa lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan siswa. 

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, membayangkan berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan metode pengajaran yang fleksibel dan adaptif. Ini bisa termasuk menggunakan teknologi, mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyek, atau memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan membayangkan berbagai kemungkinan, guru dapat merancang pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna bagi siswa.

Ketiga: Untuk Desain (To Design); Desain adalah tahap di mana guru mulai merencanakan langkah-langkah konkret untuk mencapai visi yang telah dibayangkan. Ini melibatkan pembuatan strategi pengajaran, alat evaluasi, dan sumber daya yang diperlukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline