Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Tranformasi Pembelajaran di Era 5.0: Integrasi Teknologi untuk Sukses Guru Milenial Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 15 Mei 2024   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Acer Indonesia. Tersedia di https://www.acerid.com/pendidikan/mempersiapkan-pendidikan-di-era-society-5-0

Transformasi Pembelajaran di Era Society 5.0: Integrasi Teknologi untuk Sukses Guru Milenial Menuju Indonesia Emas 2045

 

"Transformasi Pendidikan di Era Society 5.0: Panduan untuk Guru Milenial" (Bagian II)

Oleh: Ahmad Rusdiana

Mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan adalah langkah penting untuk mendukung transformasi pembelajaran di era Society 5.0. Sebagai guru di era ini, teknologi bukan hanya alat tambahan tetapi merupakan komponen integral dari proses pembelajaran. Untuk mencapai integrasi teknologi yang bijak dan efektif, guru perlu mempertimbangkan beberapa kiat sukses yang selaras dengan prinsip Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar.

Pertama: Mengajarkan Literasi Digital Dasar; Langkah pertama dalam mengintegrasikan teknologi adalah memastikan bahwa siswa memiliki keterampilan dasar literasi digital. Ini mencakup kemampuan untuk menyimpan, memberi nama, dan menemukan file, serta mengelola akun online. Literasi digital dasar ini adalah fondasi yang akan mempermudah siswa dalam menggunakan berbagai alat dan platform teknologi yang diperkenalkan selama pembelajaran. Guru harus memberikan pelatihan awal dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua siswa merasa nyaman dan kompeten dalam menggunakan teknologi.

Kedua: Seleksi Alat Teknologi yang Tepat; Sebagai guru, penting untuk tidak membanjiri siswa dengan terlalu banyak alat teknologi. Pertimbangkan untuk memperkenalkan beberapa alat utama yang relevan dan memiliki fungsi yang saling melengkapi. Misalnya, gunakan platform e-learning seperti Google Classroom atau Microsoft Teams untuk manajemen kelas, aplikasi seperti Kahoot! atau Quizizz untuk evaluasi interaktif, dan sumber daya online seperti Khan Academy atau Coursera untuk materi pelajaran tambahan. Tujuan utama adalah memilih alat yang benar-benar mendukung tujuan pembelajaran dan memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam.

Ketiga:  Memaksimalkan Manfaat Teknologi; Teknologi harus digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Misalnya, penggunaan simulasi dan animasi dapat membantu menjelaskan konsep-konsep kompleks dalam sains yang mungkin sulit dipahami melalui teks saja. Selain itu, teknologi dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif, memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan dengan gaya yang paling efektif bagi mereka. Guru harus selalu mengevaluasi apakah penggunaan teknologi membawa nilai tambah yang nyata dalam proses pembelajaran.

Keempat: Menetapkan Tujuan Integrasi Teknologi yang Realistis; Guru harus memiliki visi yang jelas tentang tingkat integrasi teknologi yang ingin dicapai pada akhir tahun ajaran. Misalnya, tujuan mungkin termasuk penggunaan rutin platform e-learning untuk tugas dan ujian, peningkatan keterampilan digital siswa, dan pengembangan proyek kolaboratif menggunakan alat online. Untuk mencapai tujuan ini, guru perlu merancang rencana langkah demi langkah, termasuk pelatihan untuk diri sendiri dan siswa, serta alokasi waktu yang memadai untuk mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan sehari-hari.

Kelima; Menyelaraskan dengan Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar; Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, integrasi teknologi harus mendukung prinsip-prinsip kebebasan dalam belajar dan pengembangan potensi siswa secara maksimal. Teknologi dapat digunakan untuk memberikan pilihan belajar yang lebih bervariasi dan sesuai dengan minat serta kebutuhan siswa. Misalnya, platform e-learning dapat memberikan akses ke berbagai sumber daya dan bahan ajar yang memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan mandiri. Guru juga perlu berperan sebagai fasilitator yang mendukung eksplorasi dan inovasi dalam pembelajaran, membantu siswa menemukan cara terbaik untuk mencapai tujuan akademis dan pengembangan diri mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline