Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rusdiana

Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Peran Guru Membangun Suasana Demokratis di Kelas: Implementasi Ing Madya Magun Karsa KHD

Diperbarui: 8 Mei 2024   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok-Kirman  TK Tresna Bhakti 5/5/24

Peran Guru Membangun Suasana Demokratis di Kelas: Implementasi Filosofi 'Ing Madya Mangun Karsa' Ki Hajar Dewantara

Kelas merupakan forum yang strategis bagi guru orang tua dan murid untuk sama-sama belajar menegakkan pilar-pilar demokrasi. Bapak pendidikanIndonesia, Ki Hajar Dewantara mewariskan semangat "ing madya mangun karsa" yang intinya berporos pada proses pemberdayaan. Ing madya mangun karsa" adalah salah satu filosofi pendidikan yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia yang dianggap sebagai bapak pendidikan di Indonesia. 

Frasa ini berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam dalam konteks pendidikan. Secara harfiah, "ing madya mangun karsa" dapat diterjemahkan sebagai "di tengah-tengah membangun semangat." Namun, makna sebenarnya lebih kompleks dan dalam konteks pendidikan, filosofi ini menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada pembangunan karakter dan kemampuan siswa secara holistik. Berikut adalah beberapa penafsiran makna dari filosofi "ing madya mangun karsa":

Pertama: Ing Madya: Frasa "ing madya" menekankan pentingnya sikap tengah-tengah atau seimbang dalam pendidikan. Siswa diajak untuk mengembangkan kepribadian yang seimbang, termasuk keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial. Selain itu, filosofi ini juga mendorong siswa untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara hak individu dan kepentingan bersama.

Kedua: Di Tengah-tengah: Filosofi ini menekankan bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi juga melibatkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan belajar. Siswa ditempatkan di tengah-tengah proses pembelajaran, menjadi subjek yang aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dan membangun kemampuan mereka.

Ketinga: Membangun Semangat: "Mangun karsa" merujuk pada upaya untuk membangun kemampuan, karakter, dan semangat siswa. Pendidikan bukan hanya tentang pemberian materi pelajaran, tetapi juga tentang membentuk pribadi siswa, mengembangkan sikap positif, dan memupuk semangat untuk belajar dan berkembang.

Keempat: Pembangunan Karakter dan Kecerdasan: Filosofi ini menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan moral yang baik. Pendidikan harus membantu siswa untuk mengembangkan kepribadian yang mulia, seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama.

Dengan demikian, filosofi "ing madya mangun karsa" menyoroti pentingnya pendidikan yang menyeluruh, yang tidak hanya fokus pada aspek akademis tetapi juga pada pengembangan karakter dan kemampuan siswa secara holistik. Ini sejalan dengan upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang demokratis, di mana setiap individu dihargai dan diberikan kesempatan untuk berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi masing-masing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline