Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faizal Abidin

TERVERIFIKASI

Mahasiswa dan Guru PAUD

Pemuda di Ujung Zaman: Antara Harapan dan Tantangan

Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com/freepik 

Pemuda Akhir Zaman (bahasa Arab: , translit. Syabb khir al-Zamn) adalah istilah yang menggambarkan fenomena sosial dan religius di mana generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan di era modern yang diyakini sebagai "akhir zaman." Istilah ini mencerminkan kekhawatiran terhadap pergeseran nilai-nilai sosial, moral, dan spiritual yang memengaruhi pemuda dalam konteks perubahan global yang serba cepat.

Dalam konteks sosial, pemuda akhir zaman dianggap terjebak dalam budaya materialisme dan hedonisme, di mana gaya hidup yang berfokus pada kepuasan duniawi menjadi lebih dominan. Fenomena ini terlihat dari meningkatnya individualisme, di mana nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial mulai terkikis, digantikan oleh fokus pada kepentingan pribadi. Pemuda cenderung mencari kepuasan instan melalui teknologi, media sosial, dan hiburan, sering kali mengabaikan nilai-nilai tradisional yang mengajarkan kebersamaan dan solidaritas.

Secara moral, istilah ini juga menunjukkan penurunan dalam menjaga nilai-nilai etika dan akhlak. Banyak pemuda yang mengalami krisis identitas, sehingga perilaku yang tidak sejalan dengan ajaran agama atau nilai moral yang diajarkan oleh keluarga dan masyarakat semakin terlihat. Gaya hidup yang mengejar popularitas dan pengakuan publik di dunia maya kadang membuat mereka melupakan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dalam konteks spiritual dan religius, istilah Pemuda Akhir Zaman sering merujuk pada peringatan tentang pentingnya tetap teguh dalam memegang ajaran agama. Dalam ajaran Islam, era akhir zaman sering kali dikaitkan dengan berbagai fitnah (ujian) yang menuntut umat, termasuk pemuda, untuk lebih waspada terhadap godaan yang menjauhkan mereka dari jalan yang benar. Pemuda diingatkan untuk menjaga akhlak, moral, serta hubungan dengan Tuhan di tengah godaan dunia yang semakin kompleks.

Di dalam konteks ini, pemuda yang hidup di zaman modern memiliki tantangan lebih besar dalam mempertahankan integritas moral dan spiritual, karena perubahan sosial yang begitu cepat dan derasnya pengaruh budaya populer. Sehingga, istilah ini sering menjadi ajakan bagi para pemuda untuk tetap berpegang pada nilai-nilai agama dan tidak terjerumus dalam arus yang dapat merusak akhlak dan keyakinan mereka.

Etimologi

Istilah "Pemuda Akhir Zaman" diduga muncul sebagai respons terhadap prediksi yang dijelaskan dalam berbagai hadits mengenai tanda-tanda perubahan perilaku manusia menjelang Kiamat. Dalam konteks Islam, hadits-hadits tentang akhir zaman sering menggambarkan perubahan drastis dalam moral dan perilaku umat manusia, termasuk generasi muda, sebagai tanda-tanda mendekatnya Hari Kiamat.

Salah satu hadits yang sering dikutip adalah riwayat Abu Hurairah yang menyebutkan:  

_"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya. Saat itu, orang yang jujur dianggap pendusta, sementara yang berdusta dianggap jujur..."_ (HR. Ibnu Majah).  

Hadits ini menggambarkan keadaan masyarakat yang mengalami krisis moral, di mana kebenaran dan kebohongan diputarbalikkan, dan nilai-nilai moral tidak lagi dihargai. Meskipun istilah "Pemuda Akhir Zaman" tidak secara eksplisit muncul dalam sumber-sumber klasik berbahasa Arab, ia mulai berkembang dan digunakan oleh para ulama dan tokoh masyarakat untuk mengilustrasikan gejala-gejala penurunan moral yang dirasakan di kalangan pemuda, yang dianggap sejalan dengan tanda-tanda akhir zaman.

Dalam ajaran Islam, akhir zaman sering dikaitkan dengan perubahan perilaku manusia, di mana umat semakin menjauh dari ajaran agama. Pemuda khususnya dianggap berada dalam posisi yang rentan terhadap pengaruh negatif seperti materialisme, hedonisme, dan kehilangan pegangan spiritual. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan kekhawatiran bahwa generasi muda lebih cenderung terjerumus dalam perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama, seperti kurangnya penghormatan terhadap orang tua, merosotnya tanggung jawab sosial, serta meningkatnya individualisme dan orientasi pada kepuasan duniawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline