Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faizal Abidin

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Dampak Berbeda: Aktivis Organisasi & Fokus Kuliah, Mana yang Lebih Menguntungkan di Dunia Kerja?

Diperbarui: 14 Juni 2024   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indonesiana.id

Masa perkuliahan bagaikan kanvas kosong yang siap diwarnai dengan berbagai pengalaman. Banyak mahasiswa memilih untuk mewarnai kanvas mereka dengan mengikuti organisasi, baik internal maupun eksternal. Di sisi lain, ada juga yang memilih fokus pada studi akademis dan tidak tertarik mengikuti organisasi.

 Dalam konteks perkuliahan, organisasi internal adalah organisasi yang berada di dalam lingkungan kampus dan biasanya didirikan oleh mahasiswa untuk mengakomodasi berbagai minat, bakat, dan aspirasi mereka. Contoh dari organisasi internal ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Himpunan Program Studi Mahasiswa(HMPS), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti paduan suara, teater, atau klub olahraga. Organisasi-organisasi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, bekerja dalam tim, serta membangun jaringan sosial yang luas.

Selain organisasi internal, terdapat juga organisasi eksternal yang beroperasi di luar kampus tetapi melibatkan mahasiswa sebagai anggotanya. Contoh dari organisasi eksternal ini adalah organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), IPPNU/IPNU dan organisasi kepemudaan yang berfokus pada isu-isu tertentu seperti lingkungan, pendidikan, atau hak asasi manusia. Melalui keterlibatan di organisasi eksternal, mahasiswa dapat memperluas wawasan mereka tentang dunia luar kampus dan mendapatkan pengalaman yang relevan dengan bidang yang mereka minati.

Bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi, pengalaman ini sering kali memberikan nilai tambah yang signifikan. Mereka dapat belajar manajemen waktu, keterampilan komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks. Selain itu, keterlibatan dalam organisasi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan pengalaman praktis yang berguna saat memasuki dunia kerja. Mahasiswa yang aktif berorganisasi biasanya memiliki kesempatan lebih besar untuk membangun jejaring profesional dan memperluas peluang karier mereka di masa depan.

Namun, ada juga mahasiswa yang memilih untuk tidak mengikuti organisasi dan lebih fokus pada studi akademis mereka. Keputusan ini bisa didasarkan pada berbagai alasan, seperti keinginan untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi, keterbatasan waktu, atau prioritas pribadi lainnya. Mahasiswa yang fokus pada studi akademis mungkin merasa bahwa waktu dan energi mereka lebih baik diinvestasikan dalam belajar dan melakukan penelitian. Dengan demikian, mereka berharap dapat meraih prestasi akademis yang unggul dan membangun fondasi yang kuat untuk karier profesional mereka di masa mendatang.

Fokus pada studi akademis tidak berarti bahwa mahasiswa tersebut kurang aktif atau kurang berprestasi. Sebaliknya, mereka sering kali memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bidang studi mereka dan berusaha untuk menguasai materi pelajaran secara mendalam. Mahasiswa yang memilih jalur ini mungkin juga terlibat dalam kegiatan akademis lainnya seperti seminar, konferensi, atau publikasi ilmiah, yang juga memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan pribadi dan profesional mereka.

Secara keseluruhan, pilihan antara mengikuti organisasi dan fokus pada studi akademis adalah keputusan pribadi yang harus disesuaikan dengan minat, tujuan, dan prioritas masing-masing mahasiswa. Kedua jalur ini memiliki kelebihan dan tantangannya sendiri, dan yang terpenting adalah bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan masa perkuliahan mereka untuk berkembang dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Masa perkuliahan, dengan segala peluang dan tantangannya, memang merupakan kanvas kosong yang siap diwarnai dengan berbagai pengalaman berharga.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, manakah pilihan yang lebih menguntungkan di dunia kerja? Apakah pengalaman berorganisasi benar-benar memberikan dampak signifikan, ataukah fokus akademis yang lebih unggul?

Dalam konteks dunia kerja, baik pengalaman berorganisasi maupun prestasi akademis memiliki nilai dan manfaat tersendiri. Pengalaman berorganisasi sering kali dianggap penting oleh banyak perusahaan. Melalui keterlibatan dalam organisasi, mahasiswa dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan sosial yang baik, kemampuan bekerja dalam tim, dan kepemimpinan. Selain itu, pengalaman berorganisasi juga sering kali mencerminkan kemampuan manajemen waktu, pemecahan masalah, dan kemampuan berkomunikasi, yang sangat dihargai di lingkungan kerja profesional. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi biasanya memiliki jejaring yang luas, yang dapat membantu mereka mendapatkan referensi dan peluang kerja.

Pengalaman berorganisasi memberikan kesempatan untuk mengembangkan soft skills yang tidak selalu diperoleh melalui studi akademis. Misalnya, keterampilan dalam negosiasi, pengambilan keputusan dalam situasi tekanan tinggi, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai tipe kepribadian dan budaya dalam tim. Hal-hal ini sangat berharga dalam dunia kerja di mana interaksi antar individu dan kerjasama tim menjadi kunci keberhasilan banyak proyek dan inisiatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline