Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faizal Abidin

Mahasiswa dan Guru PAUD

Menangkal Bullying di Pesantren: Membangun Kebersamaan dan Ketegasan

Diperbarui: 2 Maret 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com/bomarsan

Kasus bullying yang semakin meningkat di pesantren merupakan suatu fenomena yang menyedihkan dalam dunia pendidikan Islam. Parahnya, lingkungan yang seharusnya menjadi bastion moral dan karakter malah menjadi saksi terjadinya perilaku kejam dan tidak terpuji. Dalam menghadapi realitas ini, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian bullying di pesantren dan menciptakan lingkungan yang aman serta kondusif bagi para santri. 

Langkah pertama yang perlu diambil adalah meningkatkan kesadaran akan bahaya dan dampak negatif dari bullying melalui pendidikan preventif. Pesantren harus secara aktif mengintegrasikan pembelajaran tentang nilai-nilai moral, empati, dan toleransi dalam kurikulumnya. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan modul khusus, seminar, dan kegiatan sosialisasi yang melibatkan semua pihak terkait, termasuk guru, pengurus pesantren, dan orang tua santri.

Selain itu, penting juga untuk memperkuat sistem pengawasan dan penegakan disiplin di pesantren. Hal ini mencakup penerapan aturan yang jelas dan tegas terkait perilaku bullying, serta sanksi yang tegas bagi pelaku. Pesantren juga perlu membuka saluran komunikasi yang terbuka dan aman bagi para santri untuk melaporkan kasus bullying tanpa takut mendapat diskriminasi atau represalias. 

Selanjutnya, perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan secara intensif terhadap para santri, baik yang menjadi korban maupun pelaku bullying. Pendekatan ini harus holistik, meliputi dukungan psikologis, konseling, dan pembinaan karakter. Pesantren juga dapat melibatkan alumni yang memiliki pengalaman atau keahlian khusus dalam bidang ini untuk menjadi mentor atau role model bagi para santri.

Tidak kalah pentingnya, pesantren juga perlu bekerja sama dengan lembaga atau organisasi yang memiliki keahlian dalam bidang pencegahan bullying dan perlindungan anak. Kerjasama ini dapat membantu pesantren dalam mengembangkan kebijakan dan program-program yang lebih efektif dalam mencegah dan menangani kasus bullying. 

Dengan langkah-langkah konkret tersebut, diharapkan pesantren dapat menjadi lingkungan yang aman, mendukung, dan membentuk karakter yang kokoh bagi para santrinya, sehingga kasus bullying dapat diminimalisir dan dunia pendidikan Islam dapat tetap menjadi tempat yang layak bagi pertumbuhan dan pengembangan generasi mendatang.

Membangun Kebersamaan dan Toleransi 

darul-muttaqien.com

Pencegahan bullying harus dimulai dari membangun fondasi kebersamaan dan toleransi di pesantren. Hal ini dapat dilakukan melalui:

1. Penanaman nilai-nilai Islam menjadi esensi yang tidak terpisahkan dalam pembentukan karakter santri di pesantren. Pesantren harus menegaskan pentingnya nilai-nilai seperti kasih sayang, persaudaraan, dan saling menghormati melalui pendekatan kurikulum pendidikan serta kegiatan sehari-hari. Penting bagi pesantren untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek pembelajaran, baik yang bersifat formal maupun informal. 

Ini dapat dilakukan dengan menyelipkan materi-materi yang relevan dalam kurikulum pelajaran agama, kajian kitab kuning, dan pengajian rutin. Selain itu, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan sosial juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Islam tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline