Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faizal Abidin

Mahasiswa dan Guru PAUD

Real Count Manipulasi: di Balik Layar Kecurangan Pemilu 2024

Diperbarui: 22 Februari 2024   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tirto.id

Sinopsis 

Di tengah euforia pesta demokrasi 2024, ketegangan menyelimuti publik saat real count menunjukkan hasil yang janggal. Suara kandidat favorit rakyat, Andini, perlahan tergerus oleh angka-angka tak terduga. Kecurigaan bermunculan, mungkinkah terjadi manipulasi data di balik layar? Raka, seorang jurnalis muda idealis, tergerak untuk menguak misteri di balik real count yang janggal. Bersama timnya, dia menelusuri jejak digital, mewawancarai saksi mata, dan membongkar jaringan kecurangan yang terstruktur. Di tengah pertarungan sengit melawan kekuatan politik dan manipulator data, Raka dihadapkan pada dilema: keselamatannya terancam, keluarganya diintimidasi, dan cintanya diuji. Akankah dia menyerah atau terus berjuang demi kebenaran?

Bab 1: Real Count yang Janggal

Layar lebar di kantor redaksi Kompas Pleret menampilkan angka-angka yang terus bergerak dinamis. Raka, jurnalis muda idealis yang baru dua tahun bekerja, tak henti menyegarkan halaman web KPU. Pemilu serentak 2024 baru saja usai, dan hitung cepat tengah berlangsung.

"Raka, gimana data real count-nya?" suara Maya, redaktur senior, memecah keheningan.

Raka menghela napas. "Aneh, Mbak Maya. Suara Andini terus menurun. Padahal selama ini dia selalu unggul di semua lembaga survei."

Maya mengerutkan kening. "Memang janggal. Jangan-jangan ada yang main curang?"

Raka terdiam, pikirannya dipenuhi bayang-bayang Pemilu 2019, di mana isu kecurangan sempat mencuat. "Mungkin terlalu dini untuk berspekulasi, Mbak. Tapi kita perlu investigasi lebih lanjut."

Tak lama kemudian, ponsel Raka berdering. Nama yang tertera di layar membuat jantungnya berdetak lebih cepat - Anton, sumber informasinya yang selama ini dikenal akurat.

"Mas Raka, ada sesuatu yang harus kamu lihat," suara Anton di ujung telepon terdengar tergesa-gesa. "Datanglah ketemuan di warung kopi biasa, 30 menit lagi."

Raka bergegas memberitahu Maya tentang panggilan tersebut. "Mbak, kayaknya ada informasi penting. Izin ke luar sebentar ya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline