Reni Astuti, berkeinginan untuk meningkatkan pemanfaatan digitalisasi sebagai langkah efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran di Surabaya, Jawa Timur (JATIM).
Kompasiana.com - Wakil Ketua DPRD Surabaya,Reni menekankan bahwa inisiatif tersebut sangat tepat mengingat Surabaya saat ini telah mencapai status sebagai kota pintar yang dipenuhi dengan teknologi digital.
Untuk memberikan informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Surabaya pada tahun 2022 mencapai 7,62 persen.
"Digitalisasi harus dimanfaatkan benar untuk mengentaskan pengangguran. Terlebih, kini semua layanan di Kota Surabaya juga sudah berbasis digital. Jadi, digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan," Reni menyatakan dalam pengumuman pers yang diterima oleh Kompas.com pada hari Sabtu (2/12/2023).
Reni menyoroti bahwa langkah pertama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mewujudkan digitalisasi adalah dengan membuat aplikasi.
Dengan bantuan aplikasi tersebut, Pemkot Surabaya berencana untuk mengumpulkan data mengenai lulusan sekolah menengah atau kejuruan (SMA/SMK) dan individu usia produktif di wilayah tersebut.
"Apabila ada warga usia produktif, khususnya siswa yang sudah lulus SMA/SMK, diharapkan punya akun dan membuat profil mereka di aplikasi itu. Profilnya nanti bisa di-update sesuai perkembangannya masing-masing. Dengan begitu, Pemkot Surabaya jadi mengantongi data lengkap warga usia produktif," jelas Reni Astuti.
Menurut Reni, dalam platform tersebut, warga yang terdaftar diharuskan untuk melengkapi berbagai informasi, termasuk minat, bakat, keterampilan, minat khusus, pengalaman di organisasi, preferensi pekerjaan, dan passion mereka.
Informasi dan profil tersebut menjadi penting guna membantu Pemkot Surabaya memandu masyarakat ke arah pilihan yang sesuai.
Sebagai contoh, jika ada kegiatan vital seperti peluang pekerjaan, program pelatihan, forum diskusi, atau seminar, peserta yang terdaftar dalam aplikasi akan segera diberitahu sesuai dengan minat dan bakat mereka.