Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fadholi

Mahasiswa UNISNU JEPARA, Mahasiswa UT UPBJJ Semarang Pokjar Kebangsaan Bangsri, Mahasiswa PPG Calon Guru 2024 UMK Kudus

Menumbuhkembangkan Kecerdasan Budi Pekerti Peserta Didik Perspektif Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari penulis

Budi pekerti dalam perspektif Ki Hajar Dewantara merupakan perpaduan serta menyatunya jiwa manusia dari hasil gerak pikirannya, perasaannya, dan kehendaknya sehingga dapat membangkitkan tenaga. Perpaduan ini dikorelasikan antara kualitas cipta dan karsa sehingga melahirkan rasa.

 Ketiga hal ini sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan. Dalam pendidikan kualitas cipta berhubungan dengan aspek kognitif, kualitas rasa berhubungan dengan aspek afektif, dan karsa berhubungan dengan psikomotorik.

Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa budi pekerti sebagai bagian dari kemampuan individu atau bisa dikatakan sebagai kodrat manusia. Budi pekerti ini berhubungan dengan bagian biologis sebagai wujud dari karakter seseorang. Bagian biologis ini meliputi rasa takut, kecemasan, kepercayaan diri, dan perasaan lainnya dalam menentukan karakter. 

Seseorang dengan karakter yang dimilikinya akan berpengaruh dalam pergaulannya. Jika seseorang memiliki karakter baik yang kuat tentu tidak akan mudah terpengaruh dengan hal-hal buruk meskipun sedikit, sebaliknya jika seseorang sudah memiliki karakter buruk yang kuat tentu dirinya tidak akan mudah terpengaruh hal-hal baik sekecilpun.

Menumbuhkembangkan kecerdasan budi pekerti dapat dimulai dari lingkungan keluarga terlebih dahulu. Sebab, keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak dan sebagai rumah pertama anak. Untuk itu, setiap orang tua memiliki peran utama dalam membentuk budi pekerti anak. 

Dengan demikian jika mengharapkan anak dengan karakter baik dapat dimulai dari orang tua terlebih dahulu untuk mempersiapkan dengan bekal ilmu mendidik anak yang berbudi luhur. Karakter baik tersebut sebagai dasar pendidikannya untuk dilanjutkan ke jenjang berikutnya, yakni di lingkungan sekolah.

Selanjutnya menumbuhkembangkan peserta didik dapat dilakukan pendidik di sekolah. Pendidik perlu memahami peserta didik dengan kodrat yang dimilikinya khususnya saat proses pembelajarannya berlangsung. 

Setelah memahami Pendidik dapat mendampingi peserta didik agar selalu membiasakan berperilaku budi pekerti luhur dan menghilangkan kebiasaan budi pekerti buruk, seperti perilaku membuli teman, tidak mengikuti aturan sekolah, dan tidak menghormati guru. 

Namun guru perlu membiasakan perilaku baik seperti jujur, bertanggungjawab, adil, dan pemaaf kepada peserta didik. Karena pendidik sebagai suri tauladan atau panutan peserta didik di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline