Lihat ke Halaman Asli

Menyoal Gagasan Islam Merah Putih

Diperbarui: 29 April 2022   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh : Ahmad Sastra

Apakah istilah Islam merah putih merupakan istilah beda makna sama, mendistorsi Islam dengan pehamanan sekuler?. Setelah saya membaca beberapa berita soal pernyataan Puan tentang Islam merah putih, ada beberapa pendukung Puan yang memperkuat gagasan ini karena dikaitkan dengan keindonesiaan, kemajemukan dan nasionalisme. Entah setelah ini akan ada Islam apa lagi. Dan anehnya gagasan model begini selalu muncul jelang pemilu. Apakah tujuannya untuk menarik suara umat Islam yang mayoritas di negeri ini ?

Sebelumnya memang ada gagasan-gagasan Islam yang tidak kalah nyeleneh seperti Islam nusantara, Islam moderat, Islam liberal, Islam radikal, Islam fundamentalis dan Islam-islam lainnya yang merupakan produk gagal karena tidak bersumber dari referensii otoritatif dalam Islam. Sederhananya, apakah dalam khasanah Islam dari Al Qur'an, Hadist Nabi dan kitab pada ulama ada istilah Islam merah putih atau tidak, jika tidak ada, maka ini perkara batil yang wajib ditolah oleh umat Islam.

Islam memang menghargai sebuah istimbat hukum yang bernama ijtihad. Masalahnya, apakah seorang Puan tergategori sebagai mujtahid ?. Tentu saja tidak sama sekali. Puan bukanlah seorang ulama yang punya otoritas untuk membicarakan Islam, terlebih membuat sebuah istilah yang tidak ada sumbernya sama sekali dari sumber-sumber hukum Islam.

Secara otoritas, gagasan ini batil dan tertolak otomatis. Secara orientasi mungkin gagasan ini berkaitan dengan semakin mendekatnya pemilu dengan tujuan agar dirinya mendapat simpati dari umat Islam. Jika benar orientasinya politis, tentu saja hal ini tidak dibolehkan dalam Islam. Islam tidak boleh dipolitisasi demi kepentingan pragmatis. Bahkan umat Islam secara umum sudah paham bahwa dalam Islam pemimpin perempuan itu haram hukumnya. Secara historis, Puan tidak punya jejak Islam yang kuat. Sementara secara sosiologis, Puan justru sering tidak memberikan simpati kepada gagasan untuk memperjuangkan syariah Islam di negeri ini.

 Jika yang dimaksud Puan adalah bahwa Islam akan diterapkan secara kaffah di negeri merah putih atau Indonesia, tentu akan berbeda lagi ceritanya. Namun, nampaknya hal ini tidak mungkin. Mengapa Islam kaffah, sebab hal ini sejalan dengan firman Allah sendiri yang memerintahkan umatnya untuk masuk Islam secara kaffah.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah : 208).

Jika orientasinya kepada paham pluralisme karena Indonesia itu majemuk, maka paham pluralisme adalah paham yang difatwakan haram oleh MUI pada tahun 2005 yang lalu. Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan : Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur'an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuaid engan akal pikiran semata. Sekulerisme agama adalah memisahkan urusan dunia dari agama, agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial. Secara filosofis, sekulerisme liberal ini adalah agama tanpa tuhan.

Apakah gagasan Islam merah putih akan menimbulkan kegaduhan baru ?. Iya tentu saja gagasan ini akan menimbulkan kegaduhan baru bagi internal umat Islam. Mestinya Puan mengambil pelajaran dari gagalnya gagasan Islam moderat atau Islam nusantara yang hanya menimbulkan kegaduhan dan bahkan telah menimbulkan polarisasi di antara umat Islam di negeri ini. Apapun gagasan, jika tidak berasal dari khasanah Islam, maka selain batil, sesat, juga hanya akan menimbulkan kegaduhan yang tidak produktif.

Terlebih lagi jika gagasan batil semacam itu demi tujuan politik pragmatis jelang pemilu, maka para penggagas dan pendukung harus mempertanggungjawabkan di hadapan akhirat kelak. Karena itu, saya sebagai seorang dosen pemikiran Islam, menghimbau kepada Puan untuk tidka mempermainkan Islam yang sudah sempurna ini. Islam itu datangnya dari Allah dan telah diamalkan oleh Rasulullah. Sementara Rasulullah sendiri tidak pernah menyebut Islam merah putin, maka hendaknya dicabut gagasan ini. Sebab bukan akan memberikan solusi atas masalah multidimensi negeri ini, malah hanya akan menimbulkan kegaduhan baru. Gagasan ini bisa jadi hanya akan memperuncing polarisasi dan perseteruan umat Islam di negeri ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline