Lihat ke Halaman Asli

Ani SBY,Capres PD 2014

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perebutan kursi Ketua Umum Partai Demokrat semakin memanas. Andi Malarangeng sudah mendeklarasikan diri maju memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Demokrat tersebut. Dan dia didukung penuh oleh Ibas Yudhoyono, anak bungsu presiden SBY. Bahkan dia sudah mengiklankan diri untuk pencitraan dirinya di TV-TV dan juga koran-koran. Tak mau ketinggalan, sekondannya di Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang mantan anggota KPU Pemilu 2004 dan juga mantan Ketua Umum HMI tersebut juga akan mendeklarasikan dirinya untuk maju memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Demokrat. Dan Anas sendiri menurut beberapa sumber sangat banyak didukung oleh DPC - DPC Partai Demokrat karena track recordnya yang relatif bagus dan cara berpolitiknya juga santun. Di pihak lain, diam-diam Sang Ketua DPR RI Marzuki Alie juga akan mencalonkan diri maju memperebutkan kursi Ketua Umum tersebut. Namun dia enggan untuk mendeklarasikan dirinya secara mencolok dan besar-besaran. akan tetapi dia tetap yakin bahwa banyak DPC-DPC Partai demokrat yang akan memilihnya. Di tengah hiruk pikuk perebutan kursi Keyua Umum ini, yang menarik justru sinyalemen yang dilontarkan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Hayono Isman. Dia membantah  kalau Ani Yudhoyono akan maju menjadi calon Ketum Demokrat.  Dia mengatakan bahwa dari segi materi dan pengalaman selama mendampingi Bapak SBY di kancah nasional dan internasional, dia mempunyai pengalaman dan interaksi langsung. Sayang kalau potensinya itu cuma sebagai calon Ketua Umum Demokrat, pasnya jadi calon presiden. (Beritanya baca DI SINI). Dari sinyalemen yang bisa dikatakan terlontar tanpa sengaja dari mulut seorang Hayono Isman, sang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, yang tentunya sering berinteraksi dengan Presiden SBY. Bahwa diam-diam SBY dengan Partai Demokrat sudah meretas jalan untuk mencalonkan istri tercintanya untuk menggantikannya saat dia sudah tidak bisa mencalonkan kembali menjadi seorang Presiden RI di Tahun 2014 nanti. Kalau sampai ini terjadi tentunya sangat menarik. Bahwa seorang presiden incumbent yang sudah dua kali terpilih menjadi seorang presiden mencalonkan istri tercintanya untuk menggantikan posisinya. Memang hal ini tidak menyalahi undang-undang maupun peraturan lainnya dan bahkan juga tidak menyalahi asaz berdemokrasi. Yang harus dipertanyakan adalah apakah Orde Baru sudah lahir kembali atau menjelma menjadi penguasa yang mendeklarasikan dirinya seorang reformis. Kenapa kalimat di atas penulis lontarkan? Di tahun dekade 1980-an hingga awal 1990-an, tidak ada seorang pejabat ataupun petinggi partai politik yang berani menonjolkan dirinya atau kelompoknya tanpa berlindung di bawah ketiak keluarga Cendana. Sampai-sampai Soeharto terus dipaksa untuk bersedia menjadi presiden negeri ini, walau dia sudah "tuwuk". Dan sekarang rupanya "penyakit" demikian sudah mulai muncul kembali. Buktinya adalah dengan kemunculan NY. Ani SBY yang sedang di "gadang-gadang" oleh Partai Demokrat untuk maju menjadi calon Presidennya di Tahun 2014 nanti. Yang juga patut dipertanyakan adalah sejauh mana presiden incumbient dan jajaran anak buahnya bisa menjaga netralitas dalam Pemilu 2014 nanti, mengingat mereka pasti akan menggoalkan dan melicinkan jalan (bahkan dengan jalan aapun) buat "Sang First Lady"-nya untuk menjaga agar kursi presiden tetap dalam cengkeraman keluarga Cikeas dan tentunya dengan ini, maka eksistensi keluarga Cikeas akan selamat. (AM, 15 April 2010). Silahkan baca juga :




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline