Lihat ke Halaman Asli

Hujan Dan Prahara

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan memberikan warna tersendiri di sore ini.
Ber_adu dengan angin dan gemuruh  petir.
membasahi atap-atap yang gersang.

Wewangian tanah bak Aroma coklat hitam murni.
dan percik airmu meleburkan sekat-sekat lumut di dinding.
Airmu memberikan kesegaran akan Hati, Jiwa dan Raga.
Mengalir berirama tak beratur menuju aliran got-got.

Airmu membersihkan got-got dari sampah organik dan anorganik.
hasil ulah orang-orang jahat.
Airmu setia menyeret sampah itu entah bermuara dimana.

Kadangkala karena sampah itu Airmu meluap dari selokan.
membentuk danau merembet ke lorong rumah-rumah.
Hati yang riang menjadi kalut, menangis, dan penderitaan.
Tiadalah guna tangisan, duka nestapa itu.

Airmu adalah Rahmat Kadangkala penjadi Prahara dan musibah.
akibat ulah manusia itu sendiri.
karena kurang menjaga keseimbangan Lingkungan.

Manusia Khilaf terhadap Tuhan sudah pasti Tuhan mengampuninya.
Manusia Khilaf terhadap sesama manusia memaafkan kadang juga Tidak.
Kalau Manusia sudah berbuat Khilaf kepada Alam.
Tidak ada lagi maaf dan siap menerima Konsekuensi darinya.

Maka perlakukan Alam seperti memperlakukan dirimu dengan manusia.
karena Alam juga Mahkluk Hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline