Post Power Syndrome
Pasti terjadi, hadapi dengan ilmu, latihan dan dukungan sosial/komunitas
Apa itu?
Syndrome karena kehilangan power dalam waktu “sekejap”.
Semua yang “sekejap” memang berbahaya. Tiba-tiba dapat power besar sama berbahayanya dengan tiba-tiba kehilangan power.
Saat bekerja di usia 20-an, kita memulai karir dengan power yang sedikit. Perlahan-lahan kita membangun karir, yang otomatis, perlahan-lahan kita meningkatkan power yang kita miliki. Dalam 30 tahun, power naik perlahan, tapi tiba-tiba power menjadi hilang. Lihat ilustrasi gambar 1 berikut. :
Normalkah…?
Sangat normal, kita semua pernah dan akan terus mengalaminya. Kita selalu membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, contohnya:
- Naik pesawat ulang-alik, terbang vertikal keatas, lebih menyakitkan daripada naik pesawat yang perlahan-lahan terbang tinggi.
- Turun secara tiba-tiba di udara (jatuh, naik roller coaster) lebih menyakitkan dari pada turun naik parasut.
- Kalau ingin mendaki gunung tinggi (4000 m), kita tidak boleh langsung naik. Kita harus iklimisasi (adaptasi lingkungan) 1 minggu di ketinggian yang perlahan naik (2000 m, 2500 m, 3000 m).
- Kalau kita menyelam dan ingin naik ke permukaan, naiknya harus perlahan, kalau tidak paru-paru bisa meledak.
Tapi kita, manusia, diberi akal dan ilmu untuk mengatasinya.
Gejalanya Apa?
Gejala tergantung individu, tapi secara umum:
- Selalu berusaha menunjukkan punya power
- Bercerita terus menerus dan berulang-ulang tentang kesuksesan.
- Membeli barang yang tidak perlu
- Tidak bersedia dan tidak senang dinasehati
- Sangat sensitif, mudah tersinggung dan marah
- Tidak dibuatkan teh manis, tersinggung.
- “jangan mentang-mentang Bapak sudah pensiun ya, buatin teh manis saja tidak mau”
- “awas ya, biar sudah pensiun Bapak masih sanggup beli teh manis sendiri”