Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Manusia, Ayam, dan Burung Hantu

Diperbarui: 20 April 2021   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pic from ilmubudidaya.com

Di rumahku ada banyak hewan. Dari Burung Parkit, Falk, Gelatik, Love Bird, Zebra Finch sampai burung hantu. Mereka menghiasi udara dengan kicauan setiap saat dan juga cicitan yang membuat kita rindu untuk datang den menikmati suara dan warnanya. Tak peru repot membuat tempat bagi sekawanan burung. Cukup sisihkan sudut teras agak ke atas untuk membuat mereka nyaman. Jangan lupa akses ke Matahari tak bisa dipandang remeh. Senang di ajak cengkerama, suka dibelai denga jari bahkan ada yang suka didekati lalu di foto atau video. Tak lupa sajian makanan mereka sayuran atau milet dan sesekali vitamin.

Beri ruang yang bebas untuk terbang dan dekatkan dengan taman. Jaga kebersihan supaya saat mereka bertelur dan menetas , anak burung tidak mati karena mabuk kotoran mereka sendiri. Sesekali cek tempat mereka bertelur untuk memastikan anak mereka sehat. 

Mungkin ada yang bertanya kenapa banyak burung aku pelihara? Mudah sekali jawabannya. Saya ingin mengajari anak tanggung jawab untuk merawat. Kalau sesekali ada burung yang bisa dijual itu anugerah yang layak disyukuri. Tentu keterlibatan mereka dalam hal ini sangat perlu. Membersihkan kandang, memberi makan dan minum, membelikan pakan burung dan juga bermain bersama mereka.

Warna mereka yang beraneka ragam menjadi hiburan saat kita penat. Suara mereka yang tak pernah putus bagai nyanyian di gurun tandus. 

Ada lagi binatang yang aku pelihara. Sepasang ayam putih mulus. Pemberian orang yang harus kurawat baik-baik. Tak perlu repot untu dua ayam ini. Bila kita kelebihan sayur atau nasi maka jangan dibuang. Rejeki itu bagian mereka. Kalau ada jajan yang tak doyan jangan dilempar, berikan kemanfaatannya untuk ayam kita. Kiat ini tampaknya sederhana. Dari sini saya belajar untuk tidak menyia-nyiakan apapun yang kami terima. Rasa syukur itu bisa diwujudkan dalam hidup berdampingan secara damai sesama mahluk hidup.

Ayam senang sekali makan tepat waktu. Mereka membangunkan kita dua dua waktu. Saat pukul 2.30 fajar dan saat 4.30 pagi. Itu rutiniitas mereka . Kita pasti tahu kenapa mereka memilih waktu itu. Pasti Tuhan punya rahasia. Ya...benar. Mereka mengajak kita berdzikir dan bertasbih. Mereka membangunkan kita untuk ingat sang pencipta. Hanya mungkin kita belum sadar sepenuhnya, termasuk saya. Semoga kita mendapatkannya suatu saat nanti.

Untuk urusan kebersihan kandang itu bagianku. Bisa dibuang di tempat sampah atau menjadi pupuk organik. itu terserah kita . Apapun yang kia lakukan pasti ada manfaatnya.Setiap dua sampai tiga minggu sekali mereka memberi kita telur sebagai tanda terima kasih ayam untuk kita ,manusia. Mereka juga bisa menghadiahkan dagingnya untuk kita makan, tetapi untuk yang ini aku lebih baik membeli di pasar. Maklum ayam putih mulus itu langka dan unik.

Sesekali guyurlah mereka supaya mandi basah. Cukup sebulan sekali. Pastikan Matahari menjadi asupan sehat mereka setiap hari, demikian juga untuk mengeringkan tadi. Tetapi jangan terlalu banyak nanti kering kerontang dia. ha ha.

Burung hantu yang aku punya ini mungkin sudah yang ke sekian kali. Beberapa yang kami punya sudah pada terbang atau mati karena virus atau bakteri. Namun ketika tinggal yang satu ini seolah dia bisa berkomuniksai. Aku beri nama dia Jon. Tinggi besar, kalau dipanggil langsung menoleh dan bersuara nyaring. Cukup tiga kali dia makian sepotong ayam mentah atau ikan.Sesekali aku beri dia burung kecil yang kubeli di pasar. Sungguh gampang kan ?

Itulah pet ku. Lain kali aku ceritakan yang lain ya.......Salaaam. Working from home, being happy at home, Staying healthy every day.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline