Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Pelakor atau Pebinor?

Diperbarui: 12 Agustus 2020   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lama aku tak menonton kotak kecil di ruang keluarga.
Sajikan aneka tawa receh juga tangis baper seharian jaga.
Atau sensasi aneh para pencari ketenaran sesaat.
Demi pundi uang di kotak maya atau like di jagad tak berupa

Dari mula minggu pertama sampai ke sekian.
Beragam program dari channel yang tak lagi satuan
Seperti dulu hanya satu untuk satu bangsa
Hitam Putih terasa nikmat di mata.

Ada sekian kesamaan dari beberapa program
Jualan pebinor dan pelakor yang laris manis jadi hujatan
Atau sesenggukan air mata yang lemahkan hati dan perasaan
Nambahi beban hidup di masa pandemi yang berhenti entah kapan.

Aku agak jengah dengan konten yang tak beranjak dari keterpurukan perempuan
Dan pongahnya lelaki yang rela merenda air mata tanpa beban.
Aku juga mulai mual dengan rintihan beban hidup yang tak menguatkan jiwa
Ditayangkan dengan penuh megah walau berakhir indah.

Mungkin tak butuh sentilan sekadar pemberi tanda bahaya
Atas Law of Attraction yang mungkin dipercaya.
Atau Cogito Erguo Sum yang harus diurai dengan benar.
Bukan sekedar dibaca dan diterjemahkan.

Ayolah, berikan pendidikan jiwa sehat tanpa melemahkan.
Jadilah lelaki setia penuh tanggung jawab dan tegar
jadilah perempuan penuh cinta pada keluarga
Karena kita hidup hanya sebentar,
jangan sampai Covid-19 mengajak jalan-jalan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline