Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Puisi | Tunggulah

Diperbarui: 26 April 2019   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : pinterest/tarum naamah


Semburat mentari masih panas membakar.

Ujung sinarnya silaukan sudut mata perawan.

Kerlipnya sempat bakar padi yang gersang.

Kilatannya menuliskan warna coklat di awan.

Aku sedang ingin hitung bintang.

Tapi langit belum keburu malam.

Anginpun enggan benahi rambutku yang berantakan.

Sungguh, aku sedang menunggu petang.

Kukuliti hari dengan angan dan harapan.

Berat nafasku menahan beban.

Enggan mataku,hendak melotot tajam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline