Hanya yang bersangkutanlah yang bisa menikmati hobinya. Orang lain silakan jadi penonton saja. Itu kalimat yang aku dapat dari seseorang ketika kutanya tentang hobinya. Maklum hobinya yang menjadi rider untuk Trabas dan beradu di areana trail game serta ikut dalam balapan grass track bagi seusia dia memang layak aneh. Betapa tidak hobi yang ditekuninya sejak SMA ini tidak pernah hilang dari pikirannya.
Berderet tropi kebangganya terpajang di almari rumahnya. Mulai dari era tahun 1980 an sampai sekitar 2007 an . Semua terjajar rapi, indah dan tampak menjadi kebangganya saat kapan pun bila ada yang bertanya. Hanya saja tidak nampak kesombongan bila dia diajak bercerita masa lalunya.Ketika kutanya kenapa dia memilih bermain trail sebagai bagian dari cara dia menghabiskan waktu ? Jawabannya sederhana. Karena dia tak suka dengan olahraga yang rombongan, bareng-bareng, rame-rame.
Lah, bukannya trabas itu kalau sedang on juga pada rombongan kan? Naik turun gunung, lembah, menyeberangi sungai, melewati sawah bahkan juga mendekati jurang. Itu sih bagian dari dinamikanya, katanya.
Hobi memang tak jauh-jauh amat dari pribadi, karakter dan mungkin juga ekspresi diri yang diejawantahkan dalam ragam kegiatan. Trail game adalah salah satu yang diikutinya. Dari sekitar tahun 2007 sampai 2010 dia aktif di beragam kegiatan trail game, baik di tanah ,lapangan maupun di aspal. Semua mempunyai keasyikan tersendiri.
Menaiki beberapa tong, melompati mobil, trampil dalam tikungan dan jungkat -jungkit serta ragam rintangan lainya tak menghalangi bapak yang sudah berumur ini menikmati hobinya.
Melompat di super bowl, mendouble table top, lihai di tikungan, siap menyambut di arena yang berdebu untuk mendapat tempat terdepan bukan hal baru bagi laki-laki ini. Apakah tidak pernah merasa khawatir? Pertanyaan ini mungkin agak lucu di telinganya. Ternyata jawabannya tidak. Dia tak pernah merasa takut di arena atau sirkit. Justru kecelakaan sering terjadi di jalan raya , bukan di arena. Katanya menambahkan. Apakah tidak pernah ada kecelakan di areana? Wah, pertanyaan ini mengingatkan dia saat terjadi kecelakaan pada saat latihan.
Itu terjadi beberapa tahun yang lalu saat pahanya patah karena terlindas temannya pada saat dia jatuh. Butuh waktu dua tahun untuk pemulihan total karena ada "pen" yang di pasang di pahanya. Namun dia tetap ikut balapan satu tahun setelah kecelakaan. Orang Jawa bilang' tidak kapok" atau' kapok lombok". Ah , seorang dengan jiwa adventourer memang butuh tenaga dan kegiatan ekstrem untuk menyalurkan hobi dan sekaligus katalisator dari semua tantangan.
Jadi, jika anda tertarik dengan olahraga yang satu ini pastikan anda siap dengan kenikmatan rasa ekstrem dan juga resiko terburuknya. Selamat berolah raga, carilah yang sesuai dengan passion anda. Salam Olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H