Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Puisi | Siapakah Engkau dan di Mana Dia?

Diperbarui: 19 September 2018   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Pexels

Setiap jengkal langkah, tak sengaja ingat. Bahwa ada engkau jauh di seberang. Langkahku tak kan sanggup ku ayunkan.Menatapmu dalam bening langit menjelang pagi dan saat jelang senja.

Setiap deru nafas, tak sengaja ingat. Bahwa mendoa untukmu adalah salah satu keindahan. Karena doa yang makbul akan sirri, tersembunyi dari pemberitahuan.

Setiap kedip mata, tak sengaja melihat. Bahwa tak berbayang adalah keabadianmu. Menatap jauh tanpa pernah tahu kapan akan bertemu. Indah dalam penantian. 

Setiap penghujung malam, sengaja memanggil namamu. Sekedar mengingat bahwa ada kita yang hanya berkata tanpa suara. Mendengar tanpa sahutan .Mendamba bahwa akan tersampaikan.

Malam ini, ketika embun jadi beku di pucuk gunung. Daun terbungkus es dan batang menjadi kaku tak bergerak. Lebur oleh dinginnya udara malam. Gambarmu sedang membayang . Dalam bingkai keabadian senyap dan kuas senja di buai malam tak terbatas. Saat semua orang sedang menikmati puncak dingin sepanjang masa. Saat bumi mendapatkan posisi terjauh dari matahari. Maka saat itu pula kurangkai inginku sekedar bersua, walau tak ada rupa. Hanya kata yang terangkai di alam fatamorgana

Sangat sibukkah engkau, sampai tak ada sapa dan sekedar memberi salam. Lupakah engkau saat setiap saat harus kudengarkan segala keluh kesahmu? Membingkai hampir tiap saat waktuku? Tak mau ada alasanku bahwa akupun butuh waktuku sendiri ? Tak beri aku waktu untuk sekedar bernafas dan membingkai tugas harianku.

Jangan biarkan lalu angin lambaikan salam perpisahan. Karena aku tahu kamu butuh semua tempat untuk bersandar. Walau hanya sekedar dua lembar telinga dan seutuh piring kosong penumpah rasa. Jangan tanggalkan semua keinginan saat kecewamu terbangkit oleh dia yang tak juga mengerti kemana angin berhembus.

Setiap masa ada orangnya. Setiap orang ada masanya. Dan kau tak pernah tahu dengan siapa engkau akan bersama. Jadi biarkan pertimbanganmu bicara dengan rasa dan hati , bukan dengan otak dan materi. Karena aku tahu, kamu tak butuh semua itu. Kamu hanya perlu dia yang sanggup berada di sampingmu kapanpun kau perlu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline