Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Cara Edukatif Lawan Teroris (1)

Diperbarui: 19 Mei 2018   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak ada yang bakal tidak tahu jika ditanya tentang terorisme. Pasti kebanyakan akan menjawab dengan pengeboman, bom bunuh diri, perampokan untuk membiayai aksi dan juga pembunuhan untuk melegalkan kegiatan. Sepertinya tak ada yang indah untuk diceritakan ke anak- anak. Apalagi anak- anak usia sekolah diantara 7-18 tahun. 

Mereka sangat rawan dengan paparan beragam media yang penuh dengan konten seperti itu. terlebih media digital seperti WA yang dengan gampangnya menyebarkan berita apapun tanpa ada filtrasi dari pihak manampun. Melihat hal di atas maka perlu ada sikap kepedulian yang harus ditunjukkan kepada para peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Berikut ini akan diberikan langkah --langkah prefentif cara menanggulangi terorisme secara edukatif.

Masukkan konten pendidikan anti  terorisme dalam kurikulum dari SD sampai SMA/ SMK. Kurikulum yang dibreakdown dalam silabus perlu dibuat oleh pemerintah untuk menanggulangi bahaya laten terorisme. Mestinya tidak sekedar silabus tetapi sudah diikuti konten yang masuk dalam pengajaran di PPKn, Pendidikan Agama dan  Juga Bp/BK. 

Konten ini perlu juga ditindaklanjuti dengan pembuatan materi yang disisipkan dalam buku ajar. Jangan bersifat persuasif tetapi interaktif yang memungkinkan guru dan peserta didik berdiskusi, berinteraksi secara lebih alami dan juga menarik. 

Pembelajaran ini perlu didahului dengan pemberian pelatihan kepada guru terkait dan guru yang bersangkutan mestinya guru yanag selalu up date terhadap konten kekinian dan hanya menjadi penyebar berita pasti. Karena kebanyakan orang hanya membaca berita dan hanya sebagian kecil yang mengkonfirmasinya .

Langkah ke dua adalah berikan peserta didik dan masyarakat dalam kampanya anti terorisme melalui pembinaan Cinta Tanah Air lewat beragam kegiatan. Seminar, workshop, lomba menulis, pidato  dan kegiatan lain yang menunjukkan pentingnya nasionalisme dan cinta tanah air. Kegiatan ini janganlah temporer tetapi berkelanjutan dan perlu dievaluasi dampaknya. Tidak sekedar hangat- hangat tahi ayam.

Masuklah ke semua pesantren dan semua lembaga pendidikan keagamaan apapun untuk bisa bersilaturahmi dan menjalin kerjasama yang harmonis ke semua lini. Berikan pencerahan, testimoni, lomba, workshop sehingga datang tidak hanya untuk memberi ceramah tetapi terlibat secara aktif, representatif  dan juga evaluatif serta efektif.

Libatkan siswa untuk berkesadaran menulis tentang perlunya penanggulangan terorisme lewat beragam cara sehingga mereka akan membaca referensi tentang anti terorisme sekaligus meningkatkan daya literasi mereka. 

Libatkan guru dan masyarkat/ stake holder untuk menilai kiprah para peserta didik sehingga mereka merasa dihargai tidak sekedar menjadi objek yang hanya diperlukan pada saat sedang ada masalah. Mintalah para guru untuk mendidik cara penanggulangan terorisme dengan pendekatan penuh cinta dan humanisme. Cinta ini diperlukan karena peserta didik sekarang ini karakternya beda dengan jaman dulu. Humanisme juga perlu dikedepankan untuk menjaga semua berjalan manis, indah dan efektif.

Libatkan perusahaan yang mempunyai pendanaan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk ikut serta memikirkan negara dan bangsa melalui pendanaan kepada para peserta didik dalam mencoba memahami nasionalisme dalam beragam konteks dan cara yang edukatif di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline